Pertumbuhan konsumsi tepung terigu hingga akhir tahun 2019 diprediksi melambat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumsi tepung terigu diprediksi masih mengalami pertumbuhan di tahun 2019. Namun demikian, pertumbuhan konsumsi tersebut diduga tidak akan sebesar pertumbuhan konsumsi di tahun-tahun sebelumnya.

“Memang pertumbuhannya turun,” ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), Ratna Sari Loppies kepada Kontan.co.id, Minggu (13/10)

Mengutip data Aptindo, realisasi pertumbuhan konsumsi tepung terigu nasional hingga kuartal III tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 0,65% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 4,39 juta metrik ton (MT) di kuartal III 2019. 


Baca Juga: Bungasari: Penjualan hingga kuartal III relatif tetap

Sebanyak 99,96% dari konsumsi tersebut ditunjang oleh produksi tepung terigu dalam negeri. Sementara itu, sebanyak 0,04% dari konsumsi ditopang oleh pasokan tepung terigu impor yang berasal dari Argentina, Kanada, Ukraina, Australia, dan lain-lain.

Angka pertumbuhan konsumsi tepung terigu selanjutnya diproyeksikan akan terus mengalami pertumbuhan meski hanya sampai 1%-2% lantaran adanya momentum Natal dan Tahun Baru.

Sebelumnya, pertumbuhan konsumsi tepung terigu nasional sempat mencapai angka 7,72% di tahun 2016. Namun demikian, angka tersebut selanjutnya terus mengalami penurunan menjadi 6,41% di tahun 2017 dan 3,79% di tahun 2018.

Baca Juga: Ketika tepung terigu Segitiga Biru melenggang di panggung New York Fashion Week

Ratna mengaku tidak mengetahui secara persis apa yang menjadi penyebab dari penurunan pertumbuhan konsumsi tepung terigu tersebut. Meski begitu, Ia menduga hal ini didorong oleh fenomena perlambatan ekonomi di tingkat nasional ataupun global yang berakibat pada melemahnya daya beli masyarakat.

Maklum saja, sebagian besar konsumsi tepung terigu nasional memang ditopang oleh sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berdasarkan data Aptindo, sektor ini memiliki kontribusi hingga 66% dalam konsumsi tepung terigu nasional. 

Sementara itu, sebanyak 44% sisanya diserap oleh sektor industri pada skala yang lebih besar. Oleh karenanya, besar kecilnya konsumsi tepung terigu nasional diduga sangat dipengaruhi oleh daya beli masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .