Pertumbuhan KPR di Perbankan Terindikasi Tumbuh Melambat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia yang dipublikasikan 17 Mei 2023 mengindikasikan perkembangan harga properti residensial di pasar primer secara tahunan meningkat terbatas pada kuartal I-2023.

Sementara Penjualan properti residensial mengalami penurunan, tecermin dari penjualan properti residensial yang terkontraksi sebesar 8,26% secara tahunan atawa year on year (YoY), penyebab sala satunya suku bunga KPR (14,71%), Proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan Kredit Perumahan Rakyat atu KPR (11,17%), dan Perpajakan (8,81%).

Namun jika melihat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2023 penyaluran KPR tumbuh 10% (YoY) menjadi Rp 2,19 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,99 triliun di 2022


Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal FEB Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai jika pertumbuhan ekonomi terus membaik dan suku bunganya turun maka animo masyarakat untuk pengajuan KPR akan kembali meningkat.

Sementara itu Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan menanggapi hasil SHPR dari BI tersebut tentunya merupakan tren dari pada permintaan perumahan, jika harga naik tentu permintaan akan menurun.

Baca Juga: Hingga Kuartal I, BNI Catatkan Kenaikan Penyaluran KPR Sebesar 8%

"Kalau saya melihat karena permintaan atas perumahan agak melambat maka KPR juga akan melambat. Bank juga perlu mewaspadai ancaman peningkatan non performing loan (NPL) KPR, perlu dilakukan monitoring dengan baik untuk existing portofolio KPR," kata Trioksa kepada Kontan, Minggu (28/5).

Meski demikian Bank CIMB Niaga yang mengklaim dirinya sebagai bank konsumer, masih mencatat pertumbuhan KPR di kuartal I-2023 sebesar 5,5% (YoY) menjadi Rp 41,95 triliun. Namun pertumbuhan ini terhitung melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal I-2022 lalu yang sebesar 9,2% (YoY).

Meski tumbuh melambat, segmen bisnis KPR CIMB Niaga didorong dari program Syariah First yang sudah dicanangkan. Selain itu, segmen millennial juga menjadi segmen yang mendominasi KPR CIMB Niaga, di mana hingga Maret 2023 porsinya mencapai 60% dari total KPR CIMB Niaga dengan rata-rata ticket size sebesar Rp 700 juta

"Kami masih optimis bisa mencapai pertumbuhan bisnis KPR hingga dua digit di tahun ini dengan catatan terdapat kestabilan suku bunga acuan Bank Indonesia yang akan memberikan pengaruh positif terhadap sektor properti," kata Noviady Wahyudi Direktur Consumer Banking CIMB Niaga kepada Kontan.

Senada, Bank Negara Indonesia (BNI) mencatat total kredit KPR yang tersalurkan sebesar Rp 54,5 triliun atau tumbuh 8%(YoY) pada kuartal I-2023 . Jumlah ini terpantau tumbuh melambat jika dibandingkan dengan KPR BNI pada kuartal I-2022 yang mencapai Rp 50,5 triliun atau meningkat 8,4% (YoY).

Meskipun demikian Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, BNI akan terus mendorong pertumbuhan bisnis KPR-nya, dengan konsisten memperluas kerja sama dan juga mengoptimalkan kanal digitalnya.

Baca Juga: REI Sebut Banyak Pengembang Mulai Berhenti Bangun Rumah Subsidi, Ada Apa?

"BNI akan terus proaktif berupaya mengurangi backlog nasional untuk mendorong kepemilikan rumah. Tentunya BNI juga akan bekerja sama dengan berbagai stakeholder dan mengoptimalkan platform BNI Griya,” kata Okki.

Sementara itu Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai bank yang fokus pada penyaluran kredit properti masih mencatat  total pertumbuhan pembiayaan KPR sebesar 6,44% (YoY) menjadi Rp 237,47 triliun di kuartal I-2023. Meskipun dari segi nilai penyalurannya, jumlah ini terkoreksi dari tahun lalu yang sebesar Rp 277,13 triliun atau tumbuh 6,04% (YoY).

BTN masih optimis dapat membidik pertumbuhan KPR hingga 11% di tahun 2023. "Perkiraan kita sampai akhir tahun bisa di kisaran 10-11% pertumbuhannya asalkan kondisi makro stabil," kata Direktur Risk Manajemen BTN Setiyo Wibowo kepada Kontan.

Editor: Anna Suci Perwitasari