Pertumbuhan KPR kelas atas masih belum bergairah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan KPR kelas menengah atas atau tipe di atas 70 meter persegi (m²) selalu di bawah 6% secara tahunan atau year on year (yoy).

Namun sejak Mei 2018, pertumbuhan KPR tipe ini mulai menggeliat, tercatat pada Mei 2018 pertumbuhan KPR tipe di atas 70 m² berdasarkan data Bank Indonesia (BI) sebesar 8,11% yoy.

Terakhir pada November 2018, angka pertumbuhannya agak melambat yaitu 8,03%, namun masih lebih baik dibandingkan angka dua tahun terakhir. Jika dibandingkan pertumbuhan KPR tipe 70 m² ini jauh lebih rendah dibandingkan KPR tipe 22 m²-70 m² yang tumbuh 17,4% yoy pada November 2018.


Donsuwan Simatupang, Direktur Retail Banking Bank Mandiri mengakui KPR kelas atas dengan ticket size di atas Rp 1 miliar memang masih lesu. “Segmen ini relatif tidak tumbuh,” kata Donsuwan, Selasa (18/12).

Saat ini porsi KPR kelas atas di Bank Mandiri cukup kecil. Mayoritas KPR di Bank Mandiri adalah kelas menengah dan kelas bawah dengan ticket size Rp 300 juta sampai Rp 400 juta.

Budi Satria Direktur Konsumer BTN bilang, KPR dengan ticket size di atas Rp 1 miliar memang sedang mengalami tekanan. “Penjualan bukan tidak ada sama sekali tapi tidak sesuai dengan rencana,” kata Budi kepada kontan.co.id, Selasa (18/12).

Meskipun demikian menurut Budi, KPR dengan ticket size di bawah Rp 500 juta masih cukup kencang. Untuk mengatasi rendahnya permintaan KPR kelas atas ini BTN akan meningkatkan kerjasama dengan pengembang nasional terkemuka untuk ikut mengambil segmen ini.

Saat ini sebagai gambaran KPR dengan ticket size di atas Rp 1 miliar menyumbang 15% dari total KPR BTN.

Handayani, Direktur Konsumer BRI bilang konsumer lebih meilih untuk menyicil ke developer untuk KPR dengan ticket size Rp 500 juta ke atas. “Dua tahun terakhir permintaan KPR terbanyak adalah untuk hunian pertama dengan kisaran harga maksimal Rp 500 juta,” kata Handayani kepada kontan.co.id, Selasa (18/12).

Lani Darmawan Direktur Konsumer CIMB Niaga menjelaskan pertumbuhan KPR kelas atas yang tidak terlalu gesit ini disebabkan karena adanya kenaikan suku bunga kredit.

“Sebab biasanya kenaikan bunga berpengaruh ke pembelian hunian kedua dan seterusnya,” kata Lani kepada kontan.co.id, Rabu (26/12).

Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA bilang seiring dengan kenaikan bunga memang menyebabkan permintaan kredit konsumer terpengaruh. “Karena kredit konsumer sensitif terhadap pergerakan suku bunga,” kata Jan Rabu (26/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi