Pertumbuhan kredit Bank BTPN mencapai 5% di semester I-2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mencatat pertumbuhan kredit sebesar 5% year on year (yoy) pada periode Januari-Juni 2020, di tengah badai pandemi Covid-19. Angka tersebut jauh lebih baik daripada pertumbuhan kredit di industri perbankan yang sebesar 1,49% yoy di periode yang sama. 

Bank BTPN menyalurkan pinjaman senilai Rp 150,5 triliun sampai dengan akhir Juni 2020, naik dari Rp 143,4 triliun di periode yang sama tahun lalu Pertumbuhan kredit Bank BTPN utamanya ditopang oleh segmen korporasi yang menyediakan pembiayaan jangka panjang untuk proyek-proyek seperti ketahanan energi, ketahanan pangan, serta infrastruktur. Segmen korporasi juga telah menjadi bagian dari komitmen Bank BTPN dalam upayanya membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkesinambungan.

Bank BTPN juga membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 4% dari Rp 97,9 triliun menjadi Rp 101,4 triliun pada 30 Juni 2020. Dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23,09%, struktur modal Bank BTPN tetap solid. Angka tersebut juga di atas rata-rata rasio kecukupan modal industri perbankan sebesar 22,05% di periode yang sama.


“Kami bersyukur karena Bank BTPN dapat bertahan menghadapi tantangan di masa sulit ini dengan menjaga kualitas portofolio kredit sehingga dampak dari pandemi ini dapat diminimalisasi,” kata Direktur Utama BTPN Ongki Wanadjati Dana, Rabu (26/8). 

Baca Juga: BTPN Syariah (BTPS) targetkan pembiayaan tumbuh lebih dari 3% di tahun ini

Bank BTPN juga telah membantu nasabah bertahan di tengah pandemi dengan merestrukturisasi kredit senilai Rp 10,2 triliun, atau 6,7% dari total portfolio, sampai dengan akhir Juni 2020.

Meskipun pandemi menggerus laba bersih Bank BTPN, Bank tetap mampu menjaga penurunannya agar tidak terlalu dalam. Bank BTPN mencatat laba bersih setelah pajak turun 10% dari tahun ke tahun menjadi Rp 1,12 triliun sepanjang Januari hingga Juni 2020.  Penurunan laba bersih ini terutama didorong oleh kenaikan cost of credit sebesar 63%. 

Rasio kredit bermasalah atau non-perfoming loan (NPL) gross sedikit naik menjadi 1,12% pada akhir Juni 2020, dari 0,81% di periode yang sama tahun lalu. Meski mengalami kenaikan, rasio ini masih di bawah rata-rata industri sebesar 3,11% di periode yang sama, dan jauh di bawah ketentuan Bank Indonesia sebesar 5%.

Baca Juga: Walau diterpa pandemi, fundamental BTPN di Semester I 2020 masih stabil

Kondisi likuiditas bank yang tercermin pada indikator likuiditas atau liquidity coverage ratio (LCR) dan net stable funding ratio (NSFR) juga berada jauh di atas ketentuan regulator (100%), yaitu LCR tercatat 221,96% dan NSFR sebesar 116,56% pada akhir Juni 2020.

Melalui visinya untuk menjadi bank pilihan utama di Indonesia yang dapat memberikan perubahan berarti dalam kehidupan jutaan orang terutama dengan teknologi digital, Bank BTPN terus mengembangkan Jenius sebagai platform untuk melayani segmen nasabah yang lebih luas.

Bank BTPN mencatat ada 2,7 juta nasabah Jenius pada akhir Juni 2020, tumbuh 65% dari periode yang sama tahun sebelumnya. “Kondisi pandemi COVID-19 ini membuat kita semakin merasakan bahwa layanan perbankan digital sangat mendukung kehidupan kita sehari-hari. Hal itu membuat kami semakin meyakini platform ini akan terus dikembangkan untuk mendukung bisnis ritel Bank BTPN ke depannya,” ucap Ongki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati