Pertumbuhan Kredit di 2013 Cuma 18%-19%



JAKARTA. Era pertumbuhan kredit kencang berakhir sudah. Biang keladinya: pelemahan pertumbuhan ekonomi akibat kenaikan inflasi yang didorong oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi serta kenaikan suku bunga. Bank Danamon menjadi salah satu bank yang mengalami penurunan pertumbuhan kredit. Per semester pertama 2013, bank milik Temasek ini mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 124 triliun. Angka tersebut tumbuh 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 110 triliun. Pencapaian ini di bawah rata-rata pertumbuhan kredit perbankan sebesar 20,4%.Penyebab penurunan kredit Bank Danamon karena terlalu bertumpu pada sektor pembiayaan otomotif, yang porsinya mencapai 37% dari total kredit. Pertumbuhan sektor ini terbatas, sejak Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (BI) menerapkan aturan loan to value (LTV). "Semester pertama kredit sektor otomotif hanya tumbuh 3% dan semenster dua kami prediksi hanya tumbuh 5%," ujar Direktur Keuangan Bank Danamon Vera Eva Liem, Kamis (18/7).Akibat melemahnya pertumbuhan, Danamon menurunkan target penyaluran kredit, dari sebelumnya 18% menjadi 17%. Bank Danamon juga akan mengalihkan kredit otomotif ke sektor-sektor lain, seperti korporasi dan mass market.Di Bank Mandiri rada berbeda. Penyaluran kredit bank plat merah ini tumbuh 22,3%  atau mencapai Rp 375 triliun.  Ketika kredit kepemilikan rumah (KPR) hanya tumbuh 1,2%, Bank Mandiri menggejot sektor kredit yang memiliki permintaan besar, seperti sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), yang mencapai Rp 62 triliun atau tumbuh 46%. "Porsi kredit UMKM sudah 30%," klaim Direktur Komersial Bank Mandiri Sunarso.Pengamat Ekonomi Universitas Gajah Mada, Tony Prastiantono, mengatakan tahun ini pertumbuhan kredit akan menurun dari 22% menjadi 18% - 19%. Kenaikan suku bunga acuan (BI rate) 0,75% selama dua bulan berturut-turut akan menghambat pertumbuhan ekonomi, sehingga kredit melemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Roy Franedya