Pertumbuhan Kredit Kendaraan Bermotor Masih Lesu di Awal Tahun 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri otomotif saat ini menghadapi berbagai tantangan, salah satunya terkait penjualan kendaraan roda empat yang dalam beberapa tahun terakhir cenderung stagnan. Hal ini juga turut berdampak kepada kredit kendaraan bermotor (KKB) perbankan yang masih lesu.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo mencatat penjualan mobil domestik secara wholesales turun 26,1% mencapai 69.619 unit pada Januari 2024, dibandingkan Januari 2023 yang mencapai 94.270 unit.  

Sementara itu, penjualan secara ritel juga terlihat lesu dengan realisasi mencapai 78.214 unit pada Januari 2024, turun 13,9% dibandingkan dengan Januari 2023 yang sebanyak 90.892 unit.


Baca Juga: MTF Tingkatkan Layanan dan Produk Pembiayaan Selama Tahun 2024

Adapun berdasarkan data Bank Indonesia (BI) kredit kendaraan bermotor pada Januari 2023 tumbuh terbatas 12,6% secara tahunan menjadi Rp 134,1 triliun dari Desember 2023 yang tumbuh 13,2% menjadi Rp 133,3 triliun.

Direktur Utama PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira) anak usaha PT Bank Danamon Indonesia Tbk Dewa Made Susila mengakui, industri otomotif saat ini menghadapi berbagai tantangan, salah satunya terkait penjualan kendaraan bermotor yang dalam beberapa tahun terakhir cenderung stagnan. 

Di sisi lain, dengan naiknya suku bunga acuan menurut Made turut berdampak kepada KKB.

"BI Rate tinggi karena The Fed terus menaikkan suku bunga acuannya. Kredit kendaraan bermotor itu sensitif sekali dengan suku bunga,” kata Made, belum lama ini.

Walau demikian Made menyebut, permintaan mobil akan meningkat didorong oleh beberapa proyek infrastruktur yang mendukung pengguna kendaraan, seperti jalan tol. Di sisi lain, menurut Made insentif juga dibutuhkan misalnya dengan keringanan pajak, agar harga mobil dapat semakin terjangkau.

Dalam upaya mendorong pembiayaan, Adira memberikan beberapa penawaran kepada masyarakat salah satunya dalam gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, seperti pembiayaan mobil dengan skema bunga mulai dari 1.99% per tahun untuk tenor satu tahun, gratis biaya provisi, dan diskon biaya admin hingga 50%. 

Andrew Suhandinata, Transaction Banking Head Bank Danamon Indonesia menambahkan, sinergi antara Danamon dengan Adira Finance sebagai anak perusahaan, telah menghasilkan peningkatan dalam penyaluran kredit dan pembiayaan otomotif baik ritel maupun korporasi sepanjang tahun 2023.  

Pada tahun 2023 Danamon mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dalam penyaluran kredit, dengan total kredit dan trade and finance meningkat sebesar 19%  menjadi Rp 174,9 triliun secara tahunan. Peningkatan ini didorong oleh portofolio kredit dari segmen Enterprise Banking & Financial Institution yang tumbuh 15% YoY mencapai Rp 78,8 triliun.  

Baca Juga: Kredit Perbankan Mengalir Semakin Deras ke Ekosistem Kendaraan Listrik

Selain itu, nilai pembiayaan kendaraan yang dilakukan oleh Adira Finance bagi nasabah bisnis Danamon (fleet financing) telah tumbuh sebesar 85% YoY dengan pertumbuhan nasabah mencapai 22% YoY. Danamon juga telah menyalurkan kredit modal kerja bagi para dealer mitra Adira Finance di tahun 2023 dengan peningkatan nilai pinjaman sebesar 103% YoY dengan penambahan dealer yang sebesar 105% YoY. 

Andrew juga melihat sektor roda dua masih akan jadi penopang pertumbuhan kredit kendaraan di 2024 ini. Mengingat, tahun lalu, penjualan kendaraan roda empat juga masih tampak melambat.

Sementara itu, Antonius Prabowo Argo, Direktur Bisnis Bank Sumsel Babel (BSB) menyampaikan, realisasi KKB BSB per 31 Januari 2024 hanya meningkat 0,44% secara tahunan menjadi sebesar Rp 8,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.

Walau demikian, ia masih optimis penyaluran KKB tahun 2024 akan tumbuh sebesar 6% dibandingkan tahun lal. Oleh karena itu, dalam mendongkrak pembiayaan kendaraan bermotor, BSB menerapkan strategi dengan mendukung program pemerintah kendaraan bermotor yang berwawasan lingkungan dalam bentuk pembiayaan motor listrik dengan bunga murah mulai dari 0,46% per bulan serta uang muka mulai 0%.

Belum lama ini, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja juga mengatakan, sejumlah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan KKB sepanjang 2023 diantaranya terkait kelangkaan semikonduktor (chip) di pasar pada tahun 2022, yang pada akhirnya menyebabkan pelanggan harus melakukan pemesanan (inden) untuk kendaraan bermotor. 

"Sehingga, pada saat itu, masyarakat lebih memilih pasar mobil secondhand atau pilih brand lain. Hal ini membuat supply KKB agak tersendat,” katanya.

Walau demikian, Jahja menyebut potensi pertumbuhan KKB akan sangat besar kedepan, apalagi dengan kemunculan electric vehicle saat ini. "Market share EV di BCA sendiri memiliki perkembangan yang bagus, dan dipasaran juga terlihat berkembang, maka market share di BCA juga ikut berkembang," tuturnya.  

Pada 2023 lalu BCA mencatat outstanding kredit kendaraan naik 20,8% YoY mencapai Rp 56,9 triliun per Desember 2023. Secara rinci, penyaluran kredit baru untuk segmen kendaraan milik BCA tercatat Rp 36,6 triliun. Capaian tersebut naik 24,9% secara tahunan dan tumbuh hingga 2,6 kali sepanjang tiga tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi