Pertumbuhan kredit kian lambat



JAKARTA. Langkah Bank Indonesia (BI) memperketat moneter lewat kenaikan suku bunga acuan alias BI rate mulai berdampak ke penyaluran kredit perbankan. Seiring perlambatan ekonomi, penyaluran kredit perbankan ikut tersendat.

Mengutip Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis BI, penyaluran kredit hingga Oktober 2013 mencapai

Rp 3.159,48 triliun.  Jumlah tersebut tumbuh 22,21% ketimbang periode yang sama tahun 2012 yang sebesar Rp 2.585,35 triliun. Meski masih positif, per akhir Oktober 2013, kucuran kredit tercatat melambat dibandingkan pertumbuhan per September 2013. Per akhir September 2013, penyaluran kredit tumbuh 23,14% menjadi Rp 3.147,21 triliun ketimbang periode yang sama tahun 2012 sebesar Rp 2.555,84 triliun.


Perlambatan penyaluran kredit terjadi di semua segmen kredit. Kredit modal kerja (KMK) tumbuh menjadi 20,75% per Oktober 2013. Bulan sebelumnya, KMK masih tumbuh 21,92%. Per Oktober 2013, kredit investasi (KI) tumbuh melambat menjadi 33,05%. Sementara kredit konsumsi (KK) per Oktober tumbuh 16,55%, melambat dibanding pertumbuhan pada September sebesar 17,19%.

"Perlambatan kredit sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat dan pengaruh kenaikan suku bunga domestik," kata Difi A. Johansyah, Direktur Eksekutif Hubungan Masyarakat BI.

Mikro tumbuh tinggi

Memang, tak semua bank mencatat perlambatan pertumbuhan kredit. Bank Rakyat Indonesia (BRI), misalnya, mencatat, penyaluran kredit masih tumbuh. Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali, mengatakan, pertumbuhan kredit di Oktober 2013 masih lebih tinggi ketimbang pertumbuhan pada September 2013 yang sebesar 30%.

Difi mengatakan, BI akan terus mencermati stabilitas sistem keuangan. BI juga akan menjaga ketahanan industri perbankan sehingga tetap kuat dalam mendukung penyesuaian ekonomi yang sehat.

Gubernur BI Agus Martowardojo, mengatakan, pertumbuhan kredit bank menjelang akhir tahun masih di atas 20%. Namun, BI ingin mengarahkan pertumbuhan kredit perbankan tahun depan di kisaran 15%-17%. "BI masih melakukan analisis rencana kredit perbankan yang nantinya akan dikonsultasikan antara bank dan pengawasnya," kata Agus.

Mengikuti arahan BI, Bank Central Asia (BCA) menargetkan pertumbuhan kredit tahun depan di kisaran 13,5%-15%. Sementara BRI memasang target pertumbuhan kredit di kisaran 20%-21%. Sebab, Ali mengatakan, potensi pertumbuhan kredit mikro di BRI masih sangat besar.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo