JAKARTA. Rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) industri perbankan Indonesia terlihat mendatar sepanjang Oktober. Di akhir Oktober, rasio NPL jika dihitung secara bruto sebesar 3,9%, sementara jika dikalkulasi dengan metode neto sebesar 1,6%. Kedua persentase itu tak berbeda dengan rasio NPL di akhir September. Namun, secara nominal kredit macet terlihat menggendut. Statistik terbitan Bank Indonesia (BI) memperlihatkan, nilai kredit macet akhir Oktober mencapai Rp 50,62 triliun, naik Rp 2,02 triliun dari posisi di akhir September yang baru sebesar Rp 48,59 triliun. Pertambahan nilai nominal kredit macet sepanjang Oktober bahkan lebih besar jika dibandingkan kenaikan nominal kredit macet dari Januari hingga September. Selama sembilan bulan, kenaikan nominal kredit macet hanya Rp 1,2 triliun. Sekadar catatan, posisi kredit macet per akhir Januari sebesar Rp 47,38 triliun.
Pertumbuhan Kredit Macet Akibat Krisis Mulai Muncul pada Oktober
JAKARTA. Rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) industri perbankan Indonesia terlihat mendatar sepanjang Oktober. Di akhir Oktober, rasio NPL jika dihitung secara bruto sebesar 3,9%, sementara jika dikalkulasi dengan metode neto sebesar 1,6%. Kedua persentase itu tak berbeda dengan rasio NPL di akhir September. Namun, secara nominal kredit macet terlihat menggendut. Statistik terbitan Bank Indonesia (BI) memperlihatkan, nilai kredit macet akhir Oktober mencapai Rp 50,62 triliun, naik Rp 2,02 triliun dari posisi di akhir September yang baru sebesar Rp 48,59 triliun. Pertambahan nilai nominal kredit macet sepanjang Oktober bahkan lebih besar jika dibandingkan kenaikan nominal kredit macet dari Januari hingga September. Selama sembilan bulan, kenaikan nominal kredit macet hanya Rp 1,2 triliun. Sekadar catatan, posisi kredit macet per akhir Januari sebesar Rp 47,38 triliun.