Pertumbuhan kredit menganggur mulai melambat



JAKARTA. Perbankan berharap terjadi pencairan kredit jumbo di kuartal IV tahun ini. Prediksi sejumlah bankir, kredit belum ditarik (undisbursment loan) bakal menyusut di kuartal terakhir 2016 karena pertumbuhan ekonomi membaik dan terimbas positif program Tax Amnesty.

Menurut Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA), pertumbuhan kredit menganggur melambat karena ada penarikan kredit cukup besar di momen Lebaran lalu. Secara bulanan, undisbursment loan BCA naik tipis 1,58% per akhir Agustus 2016 menjadi Rp 163,6 triliun.

Wakil Presiden Direktur BCA Armand Hartono memprediksi, kredit investasi dan modal kerja akan membaik permintaannya di kuartal IV ini tertopang amnesti pajak.


Hal senada disampaikan Director of Commercial Lending PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Oni Febriarto Rahardjo. “Disbursment kredit akan lebih tinggi seiring dengan menggeliatnya kredit properti,” ujar Oni kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Oni memperkirakan, penarikan kredit sampai akhir tahun berpeluang meningkat 19%-20% secara tahunan.

BNI malah naik

Sejatinya, per akhir Agustus 2016, empat dari 10 bank terbesar mengalami penurunan kredit menganggur. Kredit menganggur di Bank Permata, semisal, menyusut paling tinggi atau sebesar 4,72% menjadi Rp 43,13 triliun dari sebelumnya Rp 45,27 triliun.

Namun, pada periode sama, tumpukan kredit belum ditarik di Bank Negara Indonesia (BNI) justru meningkat 5,44% menjadi Rp 46,34 triliun (lihat tabel).

Gambaran saja, di akhir Agustus 2016, kredit menganggur perbankan nasional tumbuh 6,1% secara tahunan, lebih rendah dibanding kenaikan 10,3% pada Juli 2016.              

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia