Pertumbuhan Kredit Perbankan Masih Ditopang Segmen Kredit Modal Kerja



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit Modal Kerja (KMK) tetap tumbuh solid, dan tercatat masih menjadi penopang utama pertumbuhan kredit secara industri. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) kredit KMK tumbuh 11,6% secara tahunan (year on year/YoY) pada November 2022, setelah sebelumnya tumbuh sebesar 12,3%.

Pertumbuhan KMK bersumber dari KMK di sektor perdagangan, hotel, restoran (PHR) yang tumbuh sebesar 8,1% YoY setelah tumbuh 9,7% pada Oktober 2022, terutama pada sub sektor perdagangan besar bahan bakar gas, cair, dan padat, serta produk sejenis di DKI Jakarta.

Sementara itu KMK di sektor Industri pengolahan tumbuh sebesar 10,9% YoY pada November 2022 setelah bulan sebelumnya tumbuh 12,6%, terutama pada sub sektor Industri Farmasi dan Jamu di Jawa Barat, dan Banten.


PT Bank Central Asia atau BCA menjadi salah satu bank yang mencatatkan pertumbuhan kredit modal kerja cukup baik tahun ini. Per September 2022, kredit modal kerja BCA naik 11,2% YoY menjadi Rp 323 triliun.

Baca Juga: Lewat IPO, Bank Sumut Tawarkan 23% Sahamnya ke Publik

Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn mengatakan, bahwa perseroan mencermati bahwa kontribusi pertumbuhan kredit usaha di 2022 berasal dari sektor perkebunan dan pertanian, jasa keuangan, dan telekomunikasi. 

"BCA berharap total kredit akan  tumbuh di kisaran 8%-10% di tahun 2022, ditopang oleh likuiditas yang masih memadai dan harapan akan pemulihan ekonomi yang terus berjalan," ungkap Hera kepada kontan.co.id, Senin (9/1).

Pihaknya juga melihat bahwa permintaan kredit diperkirakan masih akan berlanjut seiring dengan meningkatnya permintaan modal kerja untuk membiayai kebutuhan operasional bisnis di tengah inflasi yang meningkat.

"BCA juga senantiasa berkomitmen mendukung pemulihan perekonomian nasional, salah satunya dengan menyalurkan kredit secara prudent dan tetap mengkaji peluang serta mempertimbangkan prinsip kehati-hatian," imbuhnya.

Kredit modal Kerja PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) juga tercatat masih mendominasi penyaluran kredit di BRI dengan proporsi sekitar 55% di tahun 2022 lalu. Kredit modal kerja BRI tercatat tumbuh positif hingga akhir kuartal III/2022 mencapai Rp 171,69 triliun atau meningkat 11% sejak awal tahun.

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, kredit modal kerja BRI mayoritas disalurkan kepada sektor perdagangan dan pertanian.

"Secara umum, pada tahun ini BRI menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 9%-11%," katanya.

Dalam menyalurkan kredit di tahun 2023, BRI menerapkan strategi diantaranya, berfokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi yang kuat serta eksposur minimum terhadap gejolak tersebut, seperti pertanian, industri bahan kimia, serta makanan dan minuman.

Baca Juga: Dorong Ekosistem UMKM Go Global, BNI Andalkan Alokasi KUR Rp 36,5 Triliun pada 2023

Selain itu, BRI juga menerapkan strategi business follow stimulus dengan memfokuskan pertumbuhan berdasarkan stimulus pemerintah untuk penguatan pertumbuhan ekonomi domestik.

Aes menambahkan, BRI juga Selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah, serta menerapkan soft landing strategy dengan terus membentuk cadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi.

"BRI juga akan fokus untuk bertumbuh pada pinjaman-pinjaman yang memiliki high yield, yaitu segmen mikro dan consumer loan," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi