JAKARTA. Data-data penyaluran kredit properti memerah di tengah upaya Bank Indonesia (BI) mematangkan rencana pelonggaran aturan uang muka atau down payment (DP) kredit pemilikan rumah (KPR). Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) terbaru per Maret 2015, kredit properti membukukan perlambatan. Semisal, kredit untuk perumahan tumbuh 12,13% menjadi Rp 305,85 triliun per kuartal I–2015 dari kuartal I–2014 yang sebesar Rp 272 triliun. Bandingkan dengan pertumbuhan kredit perumahan pada kuartal I–2014 yang mampu melesat hingga 23,59% dari sebelumnya Rp 220,06 triliun. Demikian halnya dengan penyaluran kredit bagi apartemen, flat dan ruko yang hanya tumbuh satu digit. Kredit apartemen semisal, hanya naik 9,25% menjadi Rp 13,11 triliun dari sebelumnya Rp 12 triliun. Padahal pada kuartal I–2014, terjadi pertumbuhan permintaan kredit apartemen sebesar 11,87%.
Pertumbuhan kredit properti melambat
JAKARTA. Data-data penyaluran kredit properti memerah di tengah upaya Bank Indonesia (BI) mematangkan rencana pelonggaran aturan uang muka atau down payment (DP) kredit pemilikan rumah (KPR). Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) terbaru per Maret 2015, kredit properti membukukan perlambatan. Semisal, kredit untuk perumahan tumbuh 12,13% menjadi Rp 305,85 triliun per kuartal I–2015 dari kuartal I–2014 yang sebesar Rp 272 triliun. Bandingkan dengan pertumbuhan kredit perumahan pada kuartal I–2014 yang mampu melesat hingga 23,59% dari sebelumnya Rp 220,06 triliun. Demikian halnya dengan penyaluran kredit bagi apartemen, flat dan ruko yang hanya tumbuh satu digit. Kredit apartemen semisal, hanya naik 9,25% menjadi Rp 13,11 triliun dari sebelumnya Rp 12 triliun. Padahal pada kuartal I–2014, terjadi pertumbuhan permintaan kredit apartemen sebesar 11,87%.