Pertumbuhan laba BSDE tak diiringi laju pendapatan



JAKARTA. Emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang fantastis sepanjang tahun 2014 meskipun pendapatan usahanya melorot. Laba bersih grup Sinar Mas ini melesat 41,6 % dibanding tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan BSDE yang diterbitkan, Selasa (17/3), Laba bersih pengembang BSD city ini tercatat sebesar Rp 3,81 triliun naik 41,6% dari Rp 2,69 triliun pada tahun sebelumnya. Sementara pendapatan perseroan merosot 3,5% dari Rp 5,75 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp 5,57 triliun.

Kenaikan laba bersih BSDE ini disokong oleh keuntungan dari kegiatan investasi. Ekuitas pada laba bersih dari investasi saham perseroan mengalami kenaikan tajam  dari Rp 47,1 miliar tahun sebelumnya menjadi Rp 1,66 triliun. Artinya kenaikannya mencapai 3400% lebih.


Penurunan pendapatan BSDE pada tahun 2014 lantaran tidak adanya penjualan kepada pihak tertentu melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha. Sementara tahun sebelumnya, perseroan melakukan penjualan pada  PT Bumi Parama Wisesa yakni pihak berelasi dengan perusahaan sebesar Rp 726.9 miliar atau lebih dari 10% dari total pendapatan usaha kala itu.

Adapun kontribusi pendapatan terbesar BSDE tahun 2014 bersumber dari tanah dan bangunan sebesar Rp 4,26 triliun. Namun, penjualan lini tersebut masih lebih kecil jika dibanding dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 4,9 triliun. Selain itu, penjualan tanah dan strata title  tercatat Rp 356,2 miliar, penyewaan mencapai Rp 580,7 miliar naik dari sebelumnya Rp 461,1 miliar dan pendapatan dari hotel sebesar Rp 102,4 miliar atau turun dari sebelumnya Rp 121,3 miliar.

Pendapatan lain bersumber dari pengelolaan gedung yang terdiri dari jasa pelayanan sebesar Rp 102,4 miliar, promosi Rp 62 miliar, prasarana Rp 54,6 miliar, parkir Rp 29,14 miliar, pekerjaan dan perbaikan Rp 725,5 juta serta pendapatan lain-lain Rp 18,3 miliar.

Per 31 Desember 2014, total nilai aset BSDE mengalami peningkatan sebesar 54,2% menjadi Rp 16,5 triliun dari sebelumnya Rp 10,7 triliun. Saat bersamaan, liabilitas perusahaan mengalami pembengkakan menjadi Rp 9,66 triliun atau naik dari Rp 9,15 triliun pada tahun sebelumnya.

Thendra Crisnanda, analis BNI Securities mengatakan pendapatan usaha BSDE tahun lalu memang berada di bawah harapan consensus atau hanya mencapai 93% dari target yang diharapkan. Kenaikan laba bersih hanya tersokong oleh investasi yang dilakukan perseroan.

Terlepas dari pencapaian tahun lalu, Thendra memandang prospek emiten properti ini masih cukup positif tahun ini.  Dia bilang, BSDE mampu tumbuh di tengah  tantangan sektor properti  karena memiliki kondisi keuangan yang solid sehingga memiliki ruang yang lebar untuk terus melakukan ekspansi.

Selain itu, BSDE juga memiliki land bank yang luas sekitar 6.000 hektare (ha) dan memiliki proyek-proyek yang menjanjikan. “Land band  dan Kondisi keuangan yang solid merupakan kunci utama bagi sektor properti untuk bisa bertumbuh,” jelas Thendra.

Thendra bilang, beroperasinya proyek Gedung Convention Center BSDE bersama KOMPAS Gramedia akan memberi nilai tambah pada grup Sinar Mas ini lantaran gedung tersebut merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.

Secara umum, kata Thendra ada empat proyek yang mendukung pertumbuhan BSDE. Pertama, Taman permata Buana di Jakarta dengan investasi Rp 2 triliun, dua tower apartemen di Rasuna Epicentrum Kuningan dengan investasi Rp 2 triliun. “Tower I rencananya akan di-launching kuartal II yang diharapkan memberi kontribusi marketing sales Rp 750 miliar,” kata Thendra.

Ketiga, proyek high rise  Tiga tower di Tanjung Barat. Proyek ini akan dikembangkan menjadi mix-use dengan investasi Rp 3 triliun. Dan Terakhir proyek di Samarinda seluas 100 ha dengan investasi Rp 100 miliar.

Thendra memperkirakan pendapatan perseroan tahun 2015 akan mencapai Rp 6,79 triliun. Kendati demikian, dia melihat laba bersih BSDE akan turun menjadi Rp 2,5 triliun. “Kalau tahun 2014 yang men-driver pertumbuhan laba bukan dari pendapatan tapi karena investasi saja,” kata dia.

Menurutnya, angka tersebut masih cukup wajar bisa dicapai BSDE mengingat tantangan properti tahun ini masih besar yakni suku bunga yang tinggi dan rencana pemerintah menggenjot penerimaan pajak dari sektor properti. “Sulit mengharapkan bunga turun meskipun dalam dua bulan terakhir deflasi, karena kita masih menghadapi pelemahan rupiah,” tandasnya.

Senada, Hans Kwee, Direktur Investas Saran Mandiri menilai tantangan yang dihadapi sektor properti tahun ini masih sangat besar dengan tingginya suku bunga, aturan LTV, rencana peningkatan penerimaan pajak, dan meningkatnya resiko investasi sehingga mengurangi minat investor berinvestasi di properti.

Namun, Hans melihat ada beberapa keunggulan BSDE yang bisa menangkal tantangan yang ada yakni memiliki prospek proyek yang cukup bagus seperti pembangunan Convention Center yang akan segera beroperasi tahun ini dan memiliki land bank yang cukup luas. “Bisnisnya bagus dan lahannya cukup luas,” ujar Hans.

Hans merekomendasikan buy untuk saham BSDE dengan target harga wajar Rp 2.500. Thenda merekomendasikan buy dengan target Rp 2.260.  Pada perdagangan, Selasa (17/3) saham BSDE ditutup naik 3% ke level Rp 2.070.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto