Pertumbuhan listrik loyo, BUMN diminta pakai listrik dari PLN



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan lesunya kondisi perekonomian sebagai penyebab lambannya pertumbuhan listrik khususnya pada sektor industri.

Menteri ESDM Arifin Tasrif bilang wabah corona juga berpotensi mempengaruhi pertumbuhan konsumsi kelistrikan. "(Konsumsi listrik) kemungkinan bisa lebih rendah, tapi tahun ini masih berjalan," jelas Arifin di kantornya, Jumat (6/3).

Baca Juga: Biayai infrastruktur, Pemerintah beri izin badan usaha kelola aset negara dan BUMN


Sementara itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana bilang berdasarkan hasil evaluasi, ditemukan bahwa kelambatan di sektor industri menjadi penyebab pertumbuhan listrik tak sesuai target.

Ia menuturkan, sebelumnya pemerintah memprediksikan pertumbuhan ekonomi 7%-8%, sehingga listrik bisa bertumbuh 1,2 kali lipatnya. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi ternyata hanya mencapai 5%, bahkan untuk listrik hanya sebesar 4,5%.

"Ada kelambatan di sektor industri, ya ekonomi lesu aja. Harga listrik tidak terlalu mahal, dibandingkan dengan ASEAN kita masih kompetitif dan kita lebih rendah dari beberapa negara lain," ungkap Rida di Gedung Kementerian ESDM

Rida melanjutkan, kondisi ini berdampak pada keuangan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Untuk itu, ia memastikan pemerintah telah mengambil sejumlah langkah antisipatif dengan cara menghubungkan PLN dengan calon pelanggan dari lintas sektor.

Baca Juga: Virus Corona ganggu ritme kerja aset MEDC di Thailand, produksi turun?

Menurutnya, dalam pertemuan antara pengembang smelter dan PLN maka ada potensi penambahan pelanggan sekitar 5 GW hingga 6 GW. Nantinya pembangunan smelter dan transmisi listrik milik PLN akan dilakukan beriringan.

Editor: Tendi Mahadi