KONTAN.CO.ID - Pemerintah mematok penerimaan perpajakan yang berasal dari pajak dan bea cukai sebesar Rp 1.609,4 triliun atau lebih tinggi 9,3% dari target APBNP tahun ini yang sebesar Rp Rp 1.472,7 triliun. Penerimaan yang datang dari setoran pajak saja pada tahun depan ditargetkan sebesar Rp 1.415,28 triliun atau naik 10,3% dari outlook 2017 yang sebesar Rp 1.283,57 triliun. Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo mengatakan, secara umum, target perpajakan 2018 lebih moderat dan realistis, dengan pertumbuhan target 9%-10% yang di bawah target pertumbuhan 2017. Ia memperkirakan, target pajak pada tahun ini hanya akan tercapai maksimal 91% dari target APBNP 2017. Artinya, penerimaan yang mungkin terealisasi adalah Rp 1.168 triliun. “Namun, kenaikan target yang moderat ini harus dibandingkan juga dengan realisasi 2017 yang diperkirakan hanya 86%-91%. Jika demikian, pertumbuhan sekitar 18%-21% perlu extra effort yang lebih berat dan berbeda dengan 2017,” katanya, Rabu (16/8).
Pertumbuhan pajak 2018 butuh usaha lebih berat
KONTAN.CO.ID - Pemerintah mematok penerimaan perpajakan yang berasal dari pajak dan bea cukai sebesar Rp 1.609,4 triliun atau lebih tinggi 9,3% dari target APBNP tahun ini yang sebesar Rp Rp 1.472,7 triliun. Penerimaan yang datang dari setoran pajak saja pada tahun depan ditargetkan sebesar Rp 1.415,28 triliun atau naik 10,3% dari outlook 2017 yang sebesar Rp 1.283,57 triliun. Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo mengatakan, secara umum, target perpajakan 2018 lebih moderat dan realistis, dengan pertumbuhan target 9%-10% yang di bawah target pertumbuhan 2017. Ia memperkirakan, target pajak pada tahun ini hanya akan tercapai maksimal 91% dari target APBNP 2017. Artinya, penerimaan yang mungkin terealisasi adalah Rp 1.168 triliun. “Namun, kenaikan target yang moderat ini harus dibandingkan juga dengan realisasi 2017 yang diperkirakan hanya 86%-91%. Jika demikian, pertumbuhan sekitar 18%-21% perlu extra effort yang lebih berat dan berbeda dengan 2017,” katanya, Rabu (16/8).