Pertumbuhan Paylater Berpotensi Gerus Bisnis Kartu Kredit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemudahan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau biasa disebut paylater bisa jadi menggerus bisnis kartu kredit yang skemanya terlihat serupa. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah kontrak pengguna BNPL tumbuh 33,25% Year on Year (YoY) pada Mei 2023. Adapun jumlah kontraknya di Mei 2022 mencapai 54,7 juta kontrak menjadi 72,88 kontrak di Mei 2023. 

Sementara itu, data Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan volume transaksi kartu kredit pada Mei 2023 sekitar 13,5% YoY atau sebanyak 32,19 juta transaksi. Pertumbuhannya melambat, jika dibandingkan pada Mei 2022 yang tumbuh 20,9% YoY.


Baca Juga: Perluas Layanan, Bank CIMB Niaga (BNGA) Bakal Tambah Produk Paylater

Terkait hal itu, Ekonom dan Direktur Center of Law and Economic Studies (Celios) Bhima Yudhistira menganggap paylater jelas menjadi ancaman bagi kartu kredit. Dia menyebut beberapa studi menunjukkan frekuensi penggunaan paylater untuk belanja online sudah mengalahkan kartu kredit sebagai cara pembayaran. 

"Didorong proses mengajukan paylater yang lebih mudah dan cepat dibandingkan kartu kredit," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Senin (14/8).

Selain itu, Bhima menyebut image kartu kredit lekat dengan perbankan, padahal banyak pengguna yang lebih nyaman misalnya dengan platform. Oleh karena itu, ada semacam persepsi kalau berurusan dengan bank akan rumit dan dokumen yang diminta cukup banyak. Dia menyebut adanya gap itu lantas dimanfaatkan oleh paylater. 

Bhima mengatakan paylater unggul karena menjalin kerja sama dengan platform e-commerce. Sebab, mampu menempatkan opsi paylater sebagai yang utama ketika konsumen check out. 

"Kartu kredit juga kalah bersaing karena promo diskonnya kurang pas. Dahulu konsumen memakai kartu kredit untuk dapat potongan, seperti di restoran hingga executive lounge bandara. Namun, sekarang paylater bisa membeli barang di platform, lalu dapat gratis ongkos kirim atau potongan harga," katanya.

Sementara itu, Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga tak memungkiripaylater bisa saja menggerus pasar kartu kredit.

"Sebab, paylater juga merupakan penggantinya kartu kredit yang notabene adalah kartu kredit virtual. Meskipun demikian, dampaknya mungkin tak signifikan karena umumnya pengguna paylater adalah masyarakat yang unbankable," ujarnya, Senin (14/8).

Efrinal juga menyampaikan pertumbuhan Akulaku Paylater saat ini masih sesuai target. Dia menerangkan pada semester I-2023, perusahaan masih membukukan transaksi sekitar Rp 7 triliun dan kenaikannya sekitar 15%. 

Baca Juga: Tren Bisnis PayLater Dapat Gerus Bisnis Kartu Kredit

"Salah satu penyebabnya karena mulai meningkatnya gaya hidup masyarakat berbelanja secara online," ungkapnya.

Efrinal pun mengatakan pasar paylater ke depan masih menjanjikan. Dia memperkirakan masih akan bertumbuh dengan rata-rata minimal 20%.

Efrinal menambahkan per Juni 2023, NPF Nett perusahaan masih diangka 0.99%. Adapun strategi yang dilakukan perusahaan untuk menekan NPF, seperti meningkatkan kualitas scoring, pro aktif dalam hal collection, dan penjaminan kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi