JAKARTA. Pemerintah menyatakan waspada terhadap rata-rata laju pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun yang tercatat pesat. Pasalnya, hal itu menjadi ancaman membeludaknya tingkat pengangguran. Maklum saja, berdasarkan hasil sensus badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar nomor empat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. “Persoalannya tidak sebatas jumlah penduduk saja, tapi yang jadi soal adalah ketenagakerjaan. Imbasnya akan ke sana,” kata Staf Khusus Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Dedy Masykur Riyadi, Senin (18/10). Menurutnya, salah satu penyebab lonjakan pertumbuhan penduduk adalah kurang efektifnya program keluarga berencana (KB) yang sesungguhnya di desain untuk mengerem laju pertumbuhan penduduk. “Tapi lonjakan pertumbuhan penduduk memang makin sulit dibendung dan dikendalikan," ucapnya.
Sayangnya, Pemerintah belum memiliki skema lain yang diyakini mampu menahan pertumbuhan penduduk. “Dulu ada transmigrasi, tapi juga tidak berhasil. Satu-satunya cara hanya lewat revitalisasi KB. Tapi kita sudah tidak bisa memaksakan orang untuk KB seperti dulu,” terangnya. Dedy menyebutkan, berdasarkan data yang dilansir Dewan Perwakilan Daerah (DPD), laju pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,49% per tahun atau di atas proyeksi pemerintah yang menetapkan angka di kisaran 0,74% hingga 1,18% per tahun. Bappenas memang sudah memprediksi bahwa laju pertumbuhan penduduk akan melebihi proyeksi yang ditentukan sebelumnya. Hasil kajian yang dilakukan oleh Bappenas sekitar tahun 2005, menunjukkan fenomena terjadinya laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Sekadar catatan, hasil Sensus Penduduk 2010 yang dilansir BPS menunjukkan, jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 273 juta jiwa atau lebih tinggi sebesar 4,6 juta jiwa dari proyeksi yang sebesar 233,019 juta jiwa. Dari data tersebut, hanya dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur yang masuk dalam kriteria strict 0,74%.