Pertumbuhan PermataBank tahun depan konservatif



JAKARTA. Bank Permata (PermataBank) memperkirakan hingga semester I-2016 mendatang, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dalam kondisi penuh tantangan. Hal ini menjadi acuan perseroan dalam memperkirakan tingkat pertumbuhan kreditnya.

Direktur Utama PermataBank, Roy Arman Arfandy memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia baru akan berjalan lebih baik pada sisa semester II-2016, seiring dengan pengeluaran pemerintah untuk proyek pembangunan infrastruktur.

Oleh sebab itu, perseroan masih menargetkan pertumbuhan kredit single digit di tahun 2016 mendatang. "Tahun depan untuk pertumbuhan kredit mungkin masih sama seperti tahun ini, akan di bawah 10%," kata Roy di Jakarta, Jumat (13/11).


Per September 2015, kredit yang disalurkan bank dengan kode emiten BNLI ini hanya tumbuh 2% menjadi Rp 133,064 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 130,143 triliun. Hingga November ini, kata Roy, pinjaman yang disalurkan PermataBank tumbuh sekitar 3%.

Pertumbuhan kredit sebesar 3% ini, kata Roy, kemungkinan akan bertahan hingga akhir tahun 2015.

"Target awal pertumbuhan kredit sebesar 10% tahun ini tidak akan tercapai. Karena sampai sekarang pertumbuhan kredit kami hanya sekitar 3% dan mungkin sampai akhir tahun kredit akan bertahan di level itu karena memang demand (permintaan) kredit juga tidak banyak," ucap Roy.

Bank yang terafiliasi dengan Grup Astra ini juga memperkirakan pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor ditahun bershio kambing kayu ini tidak akan secemerlang tahun 2014 kemarin.

Dengan demikian, Roy memperkirakan rangsangan pertumbuhan kredit yang berasal dari permintaan kredit kendaraan bermotor pada sisa akhir 2015 tidak akan membantu pertumbuhan kredit perbankan.

"Kalau kami lihat sepertinya pertumbuhan kredit kendaraan bermotor tahun ini tidak akan sama seperti tahun lalu. Jadi ini adalah salah satu indikator bahwa memang pertumbuhan ekonomi belum membaik. Karena pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor sebenarnya adalah salah satu indikator yang sangat baik terhadap pertumbuhan ekonomi dan juga pertumbuhan kredit," ujar Roy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri