JAKARTA. Industri perasuransian tahun depan akan tumbuh menjanjikan. Diperkirakan, pertumbuhan premi asuransi jiwa akan mencapai 25%-30%, sedangkan asuransi umum antara 22%-23%. Pendorong pertumbuhan yang tinggi itu adalah membaiknya kondisi ekonomi dan naiknya daya beli masyarakat. Termasuk semakin meleknya masyarakat akan pentingnya asuransi. Hendrisman Rahim, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menjelaskan, sejak lima tahun terakhir, pertumbuhan premi di industro asuransi jiwa selalu berkutat di kisaran 25%-30%. "Yang penting sosialisasi diperbanyak," katanya. Sementara sekondan AAJI, AAUI mengungkapkan optimisme serupa. Julian Noor, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), menjelaskan pendorong pertumbuhan premi 22%-23% tahun depan adalah stabilnya perekonomian nasional, sehingga mengerek porsi belanja negara. Dengan anggaran belanja negara sebesar Rp 1.657,9 triliun, naik 7,1% dibandingkan 2012, berarti proyek yang membutuhkan jaminan risiko bertambah. "Pelaksanaan proyek tentu membutuhkan asuransi seperti surety ships dan lainnya," ujarnya.
Pertumbuhan premi di atas 20%
JAKARTA. Industri perasuransian tahun depan akan tumbuh menjanjikan. Diperkirakan, pertumbuhan premi asuransi jiwa akan mencapai 25%-30%, sedangkan asuransi umum antara 22%-23%. Pendorong pertumbuhan yang tinggi itu adalah membaiknya kondisi ekonomi dan naiknya daya beli masyarakat. Termasuk semakin meleknya masyarakat akan pentingnya asuransi. Hendrisman Rahim, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menjelaskan, sejak lima tahun terakhir, pertumbuhan premi di industro asuransi jiwa selalu berkutat di kisaran 25%-30%. "Yang penting sosialisasi diperbanyak," katanya. Sementara sekondan AAJI, AAUI mengungkapkan optimisme serupa. Julian Noor, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), menjelaskan pendorong pertumbuhan premi 22%-23% tahun depan adalah stabilnya perekonomian nasional, sehingga mengerek porsi belanja negara. Dengan anggaran belanja negara sebesar Rp 1.657,9 triliun, naik 7,1% dibandingkan 2012, berarti proyek yang membutuhkan jaminan risiko bertambah. "Pelaksanaan proyek tentu membutuhkan asuransi seperti surety ships dan lainnya," ujarnya.