Pertumbuhan premi diproyeksi minus, asuransi umum pangkas target kinerja tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi covid-19 membuat perekonomian ikut terimbas, tak terkecuali bisnis asuransi. Bahkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim pertumbuhan asuransi minus 10%. Oleh sebabnya, OJK, pemerintah maupun perbankan tengah menggenjot kredit agar kondisi asuransi membaik.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Indonesia (AAUI) Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe menyatakan, kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kredit akan menambah perputaran uang di masyarakat.

Namun, perusahaan-perusahaan asuransi dalam kondisi saat ini tentu melakukan seleksi risiko yang lebih ketat, dengan memperhatikan loss ratio obyek pertanggungan sebelum menerbitkan polis. Ia bilang, hal ini sebagai mitigasi risiko agar solvabilitas perusahaan asuransi kian terjaga, serta masih berpotensi untuk profit.


Baca Juga: Wajib pakai bank kustodian, AAUI yakin produk asuransi berbalut investasi lebih aman

“Pandemi diperkirakan masih akan berlangsung sampai akhir tahun, sehingga pertumbuhan premi asuransi umum diperkirakan bakal minus 15% sampai 25% di akhir tahun 2020. Bahkan, skenario terburuknya adalah minus 30%. Oleh sebabnya, prioritas utama perusahaan asuransi umum ialah mempertahankan solvabilitas keuangan,” ujar Dody kepada Kontan.co.id (7/8).

Dody menegaskan, di situasi saat ini pula perusahaan asuransi diminta untuk menciptakan produk-produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. premi yang tidak mahal, serta produk asuransi dapat dengan mudah diakses.

Sehingga, kondisi saat ini merupakan momen yang tepat bagi perusahaan asuransi mengembangkan asuransi mikro, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Kita juga belum tahu kapan covid ini akan berakhir. Namun, risiko selalu ada, lepas dari masyarakat minat berasuransi atau tidak. Tetapi, yang menjadi masalah adalah ketidakmauan berasuransi karena tidak memiliki dana untuk membayar polis, sehingga hal ini justru menambah masalah keuangan, jika risiko terjadi,” jelasnya.

PT Asuransi Simas Insurtech mencatat, di semester I 2020 total premi perusahaan mencapai Rp 155 miliar. Dimana, angka ini naik 70% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Namun, di semester II ini premi yang ditargetkan perusahaan hanya Rp 759 miliar. Direktur Utama Simas Insurtech Teguh Aria Djana menjelaskan, sebelumnya target premi tahun ini mencapai Rp 1,5 triliun. Namun lantaran terimbas corona, perusahaan merevisi target tersebut.

Baca Juga: OJK: Di sektor IKNB, fintech P2P lending dan bisnis gadai melejit di tengah pandemi

“Tidak ada strategi khusus yang dilakukan untuk mencapai target. Hanya saja, kami fokus untuk menjaga portofolio yang ada,” kata Teguh.

Senada, PT Asuransi Wahana Tata alias Aswata juga memilih merevisi premi akibat tekanan perekonomian. Presiden Direktur Aswata Christian Wanandi menyebutkan, sebelumnya perusahaan menargetkan tumbuh 12%, saat ini akan telah direvisi menjadi 0%.

Sehingga, untuk menjaga bisnis, pihaknya akan membidik industri yang memiliki potensi untuk berkembang, hal itu seperti properti dan liability.

“Memang di semester I premi kita mencapai Rp 1 triliun, dimana mengalami pertumbuhan 1%. Namun karena covid, sampai akhir tahun nanti kami menargetkan premi hanya Rp 1,9 triliun. Oleh sebabnya perusahaan fokus pada industri yang berpotensial,” ujar Christian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi