Pertumbuhan produksi Asian Agri 20% di semester I



JAKARTA. Raksasa kelapa sawit PT Asian Agri mencatat kinerja bisnis positif di semester I tahun ini. Hingga semester I 2017, perusahaan ini dapat mencatat pertumbuhan produksi hingga 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hingga akhir tahun, PT Asian Agri menargetkan mampu meningkatkan produksi 10% dibandingkan tahun sebelumnya.

Meski begitu, Maria Sidabutar, Kepala Komunikasi Perusahaan Asian Agri tidak menyebutkan secara rinci berapa jumlah produksi Asian Agri.

Hanya saja, dia menjelaskan pertumbuhan tersebut dapat diperoleh karena Asian Agri berupaya untuk meningkatkan produktivitas kebun kelapa sawit mereka. 


Faktor lain, Asian Agri juga terus menambah kerja sama dengan petani kelapa sawit untuk bermitra dengan mereka.

“Pertumbuhan produksi ini disebabkan beberapa faktor. Salah satunya adalah pengelolaan yang efisien dan efektif. Kemudian kami juga bisa memperluas kemitraan, dimana petani dapat mengoptimalkan kebunnya. Bahkan penggunan bibit unggul juga berpengaruh terhadap Tandan Buah Segar (TBS) yang akan diproduksi,” jelas Maria kepada KONTAN, Selasa (25/07). Tahun ini, Asian Agri akan lebih fokus dalam menjalin kerja sama dengan petani untuk mengembangkan kebun plasma dan kebun swadaya yang mereka miliki.

Saat ini, Asian Agri memiliki 100.000 hektare kebun inti, kebun plasma seluas 60.000 hektare, serta kebun dari petani swadaya seluas 25.000.

Rencananya, hingga 2018 kebun plasma dan kebun petani swadaya yang tergabung dalam Asian Agri bisa mencapai 100.000 hektare pula. “Dengan komitmen kemitraan one on one atau satu banding satu, maka kita berharap hingga 2018 lahan inti kami tetap 100.000 hektare namun lahan petani juga bertambah hingga 100.000,” jelas Maria. Dibandingkan menambah kebun inti, Asian Agri memilih untuk fokus dalam melakukan intenfisikasi. Dengan begitu mereka lebih fokus untuk meningkatkan produktivirtas kebun.

Menurut Maria hal tersebut dapat tercapai bila Asian Agri terus meningkatkan pemeliharaan, melakukan  peremajaan sehingga produktivitas setiap kebun dapat terus meningkat. “Kami juga memanfaatkan bibit-bibit yang berkualitas (topaz), lalu memastikan pengelolaan yang berkelanjutan supaya efektif dan efisien. Selain melakukan pemupukan dengan tepat, TBS juga harus dipanen tepat waktu sehingga memiliki kualitas yang prima,” jelas Maria.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina