Pertumbuhan realisasi investasi kuartal-I 2019 terendah dalam lima tahun terakhir



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi kuartal I-2019. Sepanjang periode Januari-Maret, realisasi investasi baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA), tercatat mencapai Rp 195,1 triliun atau naik 5,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).

Namun, pertumbuhan realisasi investasi tersebut melambat jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana investasi PMA dan PMDN tumbuh 11,8% yoy.

Bahkan, ini merupakan pertumbuhan realisasi investasi terendah Indonesia dalam kurun 2014-2019.


Pada kuartal I-2014 realisasi investasi mencapai Rp 106,6 triliun atau tumbuh 14,6% yoy. Selanjutnya, kuartal I-2015 realisasi investasi tumbuh 17,6% yoy atau sebesar Rp 124,6 triliun.

Kuartal I-2016 realisasi investasi mencapai Rp 146,5 triliun atau tumbuh 13,2% yoy. Sementara, kuartal I-2017 pertumbuhan realisasi investasi kian melambat menjadi 11,8% yoy atau sebesar Rp 165,8 triliun.

Kendati begitu, Kepala BKPM Thomas Lembong tetap melihat capaian realisasi investasi pada kuartal I-2019 sebagai tanda pemulihan tren investasi dari keterpurukannya pada tahun lalu, terutama dari sisi PMA.

Pada kuartal IV-2018, PMA merosot hingga 11,6% yoy. Meski masih turun, realisasi investasi PMA kuartal I-2019 mencatat hasil yang jauh lebih baik yaitu hanya turun 0,9% yoy.

Lembong mengakui, tahun 2018 merupakan tahun yang buruk bagi investasi Indonesia. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), investasi asing langsung (foreign direct investment) secara global tahun lalu turun hingga 20% dari tahun sebelumnya.

Indonesia pun tidak terlepas dari itu. Tambah lagi, bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunganya hingga empat kali dalam setahun sehingga terjadi repatriasi modal ke AS.

Namun, sejak awal tahun ini Lembong lebih optimistis. Secara eksternal, ada sejumlah sentimen yang memulihkan gairah pelaku usaha dan investor global, antara lain berubahnya haluan kebijakan bank sentral AS serta potensi rekonsiliasi perdagangan AS dan China.

"Sementara di lokal, sejarah Indonesia selama 15 tahun terakhir menunjukkan perlambatan investasi di tahun sebelum pemilu. Tapi, tahun setelah pemilu tren investasi akan mengalami rebound dan siklus politik juga berbalik dari yang tadinya negatif pra-pemilu menjadi positif pasca pemilu," terang Lembong, Selasa (30/4).

Oleh karena itu, BKPM tetap meyakini tahun ini pertumbuhan realisasi investasi bisa jauh lebih baik dari tahun 2018. 

Tahun lalu, realisasi PMDN dan PMA secara keseluruhan hanya tumbuh 4,1% yoy yaitu sebesar Rp 721,3 triliun atau memenuhi hanya 94,3% dari target.

"Saya optimistis 2019 kita bisa mencatat pertumbuhan investasi kembali di double-digit, yaitu 10%-11%. Bahkan ada peluang bisa melampaui 12% tergantung apakah ada terobosan baru dari reformasi kebijakan ekonomi di 2019," ujar Lembong.

Reformasi kebijakan ekonomi itu, antara lain, pemanfaatan Online Single Submission (OSS) yang semakin membaik, serta intensifikasi pengawalan investasi oleh berbagai instansi pemerintah baik pusat maupun daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi