JAKARTA. Krisis yang melanda Amerika rupanya belum berpengaruh terhadap industri ritel dalam negeri. Sebabnya, krisis baru di rasakan masyarakat Indonesia paska lebaran. Lantaran krisis baru dirasakan setelah lebaran, maka peritel masih optimis pertumbuhannya akan tetap mencapai 20% alias menjadi Rp 70 triliun. "Hingga semester I saja sudah mencapai Rp 50 triliun," kata Rudy J Sumampouw, Sekretaris Jenderal Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo), kemarin. Sikap optimisme Rudy memang cukup beralasan. Sebabnya, lebaran selalu memberikan kontribusi bagi penjualan ritel sebesar 20%-25% dari total penjualan setahun. Bukan hanya itu, Natal juga akan menopang kembali penjualan ritel. "Krisis belum akan berpengaruh untuk tahun ini," tegasnya. Menurut Rudy, pertumbuhan ritel ini hanya berdasarkan pada anggotanya. Ia juga yakin pertumbuhan akan terjadi pada peritel di luar anggotanya. Sekadar mengingatkan, saat ini anggota Aprindo memiliki anggota sebanyak 95 perusahaan dengan outlet berjumlah 7.500. Rudy bilang, krisis Amerika ini baru akan berpengaruh pada tahun depan. Menurut Rudy, pertumbuhan industri ritel tahun depan hanya 10% alias mencapai Rp 77 triliun. "Semua akan sangat tergantung dari kondisi ekonomi Indonesia," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Pertumbuhan Ritel Belum Terganggu Krisis
Oleh: Abdul Wahid Fauzie
Rabu, 22 Oktober 2008 08:41 WIB