Pertumbuhan ULN melambat karena besarnya utang jatuh tempo yang dibayar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan Utang Luar Negeri (ULN) bulan Februari 2018, ditengarai terjadi karena banyaknya utang jatuh tempo yang dibayar oleh pemerintah. Hal tersebut terjadi pada utang pemerintah Februari 2018 tercatat US$ 177,9 miliar atau tumbuh 12,4% year on year (YoY) melambat dari sebelumnya yang tumbuh 14,6%.

Pengamat Ekonomi PT Samuel Aset Manajemen Lana Soelestianingsih mengatakan, utang pemerintah memang banyak yang jatuh tempo pada tahun ini. Baik dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) maupun dalam bentuk bilateral.

“Pemerintah sudah bayar utang lumayan, karena memang banyak yang jatuh tempo tahun ini,” ujarnya saat di hubungi Kontan.co.id, Selasa (17/4). Menurutnya, hal ini bagus lantaran mencerminkan pemerintah yang masih memenuhi jadwal pembayaran.


Di sisi lain, utang swasta masih cenderung stabil bahkan nyaris tidak berubah meski rupiah sempat melemah. Tercatat dalam data bank Indonesia (BI) Sementara ULN swasta tercatat tumbuh 7,0% YoY, melambat dari bulan sebelumnya yang tercatat 7,2% YoY. Ke depan, utang swasta akan lebih bisa terukur risikonya karena ada kewajiban hedging.

“Artinya swasta ini punya semacam lindung nilai kalau dia nanti jatuh tempo tiga bulan lagi nanti dia punya hedging, artinya dia beli dengan kurs yang sudah disepakati. Kan dia harus bayar dalam USD. Sementara kita tahu rupiah masih dalam kondisi volatil dan rentan gejolak,” jelasnya.

Dengan swasta membeli hedging, tidak perlu khawatir dengan gejolak nilai tukar terutama ketika swasta ingin membeli dollar untuk membayar utang.

“Sudah ada jaminan dia beli dengan kurs yang disepakati sekarang dengan bank tapi tentunya dengan fee premi tertentu. Tapi dia ada kepastian bahwa kurs yang akan dibeli nanti adalah kurs yang disepakati dengan bank,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat