KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga kuartal I-2019 beberapa asumsi makro dalam APBN 2019 meleset. Antara lain nilai tukar, tingkat suku bunga SPN 3 bulan, harga minyak mentah Indonesia alias ICP, lifting minyak dan lifting gas. Kendati begitu, pemerintah masih belum melakukan kajian untuk membuat APBN-Perubahan (APBN-P). Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemkeu) Askolani mengatakan, pemerintah perlu melihat kinerja APBN hingga semester I untuk melakukan kajian APBN-P. "Pendekatan asumsi APBN itu kan untuk 12 bulan, kalau hanya melihat di bulan keempat ini seolah-olah untuk setahun pandangan kita belum mantap," jelas Askolani saat konferensi pers APBN KiTa di kompleks gedung Kemkeu, Senin (24/5).
Perubahan APBN baru akan dikaji setelah melihat kinerja sampai semester I
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga kuartal I-2019 beberapa asumsi makro dalam APBN 2019 meleset. Antara lain nilai tukar, tingkat suku bunga SPN 3 bulan, harga minyak mentah Indonesia alias ICP, lifting minyak dan lifting gas. Kendati begitu, pemerintah masih belum melakukan kajian untuk membuat APBN-Perubahan (APBN-P). Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemkeu) Askolani mengatakan, pemerintah perlu melihat kinerja APBN hingga semester I untuk melakukan kajian APBN-P. "Pendekatan asumsi APBN itu kan untuk 12 bulan, kalau hanya melihat di bulan keempat ini seolah-olah untuk setahun pandangan kita belum mantap," jelas Askolani saat konferensi pers APBN KiTa di kompleks gedung Kemkeu, Senin (24/5).