Perubahan gaya hidup bikin DNET dan AMRT menarik



KONTAN.CO.ID - Sektor ritel modern terus memutar otak agar bisnis bisa berjalan optimal. Daya beli masyarakat yang rendah, masih menjadi momok sektor ini. Tak ayal bila kebanyakan emiten sektor ini cukup tertekan. Lalu, emiten mana yang memiliki posisi paling menarik?

David Nathanael Sutyanto, Analis First Asia Capital menyatakan, dalam lima tahun terakhir, Indonesia sudah memasuki perlambatan ekonomi. Sehingga ada penurunan pada sektor konsumsi. "Pengusaha sudah ekspansi, tapi pertumbuhan tidak sesuai dengan ekspektasi," ujar David kepada KONTAN, Senin (18/9).

Bukan hanya itu, serangkaian kebijakan pemerintah belakangan juga turut berpengaruh terhadap sektor konsumsi. Di antaranya seperti penerapan pajak yang ketat dan adanya pencabutan subsidi listrik.


Di sisi lain, hal itu juga turut membebani operasional perusahaan. Sebagaimana diketahui, gerai-gerai perusahaan tersebut juga menggunakan listrik. "Adanya shifting ke online dan perubahan gaya hidup masyarakat juga berpengaruh," imbuh David.

Perubahan gaya hidup yang dimaksud yakni adanya kecenderungan masyarakat untuk berbelanja di minimarket. Atas perubahan gaya hidup tersebut, David melihat emiten seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) masih cukup prospektif. "Masyarakat jarang pergi ke mall. Minimarket punya kesempatan dari Senin sampai Minggu, kalau mall hanya akhir pekan," katanya.

David melihat saham AMRT masih lebih likuid bila dibandingkan dengan DNET. Dia merekomendasikan buy AMRT dengan target harga Rp 800 dan buy DNET dengan target harga 2.500. Pada penutupan perdagangan Senin (18/9), saham AMRT ditutup pada level Rp 685 dan saham DNET ditutup pada level Rp 2.250.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati