Perubahan PTK dasar Pertamina ikut kelola Mahakam



JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berencana mengubah Pedoman Tata Kerja (PTK) blok Mahakam untuk memberi lampu hijau bagi PT Pertamina (persero) berinvestasi di blok tersebut pada tahun depan. 

Wakil Kepala SKK Migas, M.I Zikrullah mengatakan, pihaknya dengan PT Total E&P Indonesie (TEPI) dan Pertamina akan melakukan pertemuan untuk membahas perubahan PTK tersebut pada Jumat (15/7) siang.

Zikrullah mengungkapkan, perubahan PTK blok Mahakam nantinya diharapkan bisa menambah peraturan yang tidak terdapat dalam PTK blok Mahakam saat ini. Termasuk, dalam hal pengadaan, penyusunan workplan and budget (WP&B), dan AFE (Authorization For Expenditure).


"Nah karena ini tidak ada pengaturannya, maka kami harus mengatur sesuai track. Yang dapat mempersiapkan WP&B, kan, existing kontraktor yang efektif. Sedangkan Pertamina belum efektif. Karena tidak efektif dan overlap, makanya harus terus diakomodasi. Lewat mana? ya, lewat peraturan dan ketentuan," kata Zikrullah, Kamis (14/7).

Dengan begitu, lanjut Zikrullah, pada tahun depan Pertamina sudah bisa melakukan investasi, sehingga penurunan produksi bisa dihindari. Ini terutama karena dalam Production Sharing Contract (PSC) yang ada, Total tidak memiliki kewajiban untuk menjaga produksi. Pasalnya, produksi Blok Mahakam terus mengalami penurunan.

Untuk itu, dengan perubahan PTK blok Mahakam, pelaksanaan investasi pada tahun depan bisa dilakukan oleh Pertamina dan TEPI. "Pelaksanaannya berdua jadinya. Masa transisinya itu yang diatur. Ada beberapa agreement yang perlu disepakati juga,"jelas Zikrullah.

Arividya Novianto, Vice President Human Resources Total E&P Indonesie bilang, pihaknya menyerahkan keputusan tersebut kepada SKK Migas. 

Manajemen Total pun sudah siap melakukan transfer, termasuk menanggapi positif rencana Pertamina yang mau menjalankan beberapa program di blok Mahakam.

"Tapi yang jelas semua harus clear, Pemerintah juga sudah serius menangani itu, akan dibuat peraturan yang sesuai," kata Novianto.

Yang pasti, manajemen Total mengklaim, saat ini produksi Mahakam masih cukup bagus. Namun, jika Total masih harus melakukan pengeboran di semester dua tahun depan, maka sudah tidak lagi ekonomis bagi perusahaan asal Perancis tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan