Perumnas Bakal Memiliki Hunian Tapak dengan Konsep TOD Pertama



KONTAN.CO.ID - DEPOK. Jadwal Budi Saddewa Soediro sudah padat sejak pagi pada Kamis (5/9/2024). Pagi-pagi sekali, pria yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Perum Perumnas tersebut sudah bertemu dengan pihak Kementerian Perhubungan di Jakarta.

Siangnya, Budi langsung bertolak ke salah satu proyek hunian vertikal berkonsep TOD Perumnas, yakni Samesta Mahata Margonda, yang berlokasi di Depok. “Tadi kami habis rapat dengan Kemhub (Kementerian Perhubungan) untuk membahas pengembangan akses transportasi massal, di proyek kami Parung Panjang,” tutur Budi saat ditemui KONTAN di Samesta Mahata Margonda, Depok (5/9/2024).

Menurut rencana, Perumnas bakal membangun stasiun persis di depan kawasan hunian tapaknya yang berlokasi Parung Panjang, Bogor, yaitu Samesta Parayasa. Kalau tidak ada aral melintang, prosesi peletakan batu pertama alias ground breaking stasiun yang kelak dinamai Stasiun Lumpang Parayasa ini bakal dilakukan menjelang akhir September 2024 ini.


Estimasi waktu pengerjaannya kurang lebih setahun. Begitu rampung nanti, Perumnas akan menyerahkan stasiun ini ke negara. Selanjutnya pengoperasiannya akan dikonsensikan kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Dus, ketika stasiun ini beroperasi nanti, Samesta Parayasa bakal menjadi hunian tapak pertama Perumnas yang memiliki konsep kawasan berorientasi transit (Transit Oriented Development/TOD). Sebab, Stasiun Lumpang bakal menghubungkan Samesta Parayasa dengan jaringan commuter line di rute Tanah Abang-Rangkasbitung.

Samesta Parayasa sendiri merupakan proyek hunian tapak Perumnas yang berdiri di atas lahan seluas 600 hektare (ha). Lokasinya di Jl. Raya Salimah, Ds. Lumpang, Kec. Parung Panjang, Kab. Bogor, 13630.

Saat tulisan ini dibuat, pengembangannya sudah masuk tahap 4. Sudah ada ribuan rumah tapak yang Perumnas bangun di lahan seluas 400 ha hingga tahap tersebut. Pengembangan selanjutnya bakal dilakukan di atas 200 ha lahan sisanya, dengan estimasi jumlah unit sekitar 10 ribu unit. Proyek ini direncanakan tuntas sepenuhnya di tahun 2030.

Bukan tanpa alasan Perumnas mengembangkan hunian dengan konsep TOD. Budi bilang, Perumnas tengah berfokus membantu pemerintah mewujudkan kota yang berkonsep hijau. Caranya dengan menekan emisi transportasi lewat pengembangan proyek hunian TOD yang mendekatkan konsumen dengan transportasi massal.

“Sekarang kami (sebagai warga) mau masuk kota, susah. Kalaupun ada rumah tapak, (biasanya) itu pasti jauh di luar kota. Tidak mungkin ada di dalam kota, dengan kondisi harga tanah yang mahal. Untuk menjembatani itu, harus ada transportasi massal untuk memudahkan penghuni menuju akses ke kota, dengan waktu yang tepat,” terang Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yuwono triatmojo