KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaaan Gas Negara Tbk mencatatkan kinerja kuangan yang positif sepanjang tahun 2018. Perusahaan yang kini berstatus sebagai
sub holding gas dengan mengakuisisi PT Pertamina Gas (Pertagas) ini optimistis dapat menjaga kinerjanya lebih baik ke depannya. Tahun lalu, emiten berkode saham
PGAS ini berhasil membukukan pendapatan sebesar US$ 3,87 miliar yang meningkat 8,40% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 3,57 miliar. Pendapatan ini diperoleh dari penjualan gas sebesar US$ 2,79 miliar dan penjualan minyak dan gas sebesar US$ 585 juta. Sementara itu, laba konsolidasian selama tahun 2018 mencapai US$ 645 juta. Alhasil, PGAS mampu mencatat laba bersih sebesar US$ 304,9 juta setara Rp 4,34 triliun (Kurs Rp 14.235). Dengan torehan itu, maka EBITDA meningkat menjadi sebesar US$ 1,19 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 1,08 miliar.
PGAS mengakuisisi 51% kepemilikan saham pada Pertagas dari Pertamina tanggal 28 Desember 2018 silam. Transaksi akuisisi ini dibukukan dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan sesuai dengan PSAK 38 Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali karena PGN dan Pertagas merupakan entitas sepengendali di bawah Pertamina. "Kami melakukan berbagai upaya efisiensi sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian yang sedang mengalami perlambatan," kata Sekretaris Perusahaan
PGAS, Rachmat Hutama, dalam siaran persnya, Kamis (21/2). Lebih lanjut Rachmat mengungkapkan ke depan pihaknya tetap optimis meraup hasil positif. Terlebih lagi, selaku sub holding gas,
PGAS mengelola mayoritas infrastruktur transmisi daan distribusi gas bumi. “Dengan begitu, PGN akan jauh lebih efisien serta terjadi penguatan pada rantai bisnis,” ungkap Rachmat. PGAS menyalurkan gas bumi sebesar 3.102 juta kaki kubik per hari (Mmscfd) dengan rinciannya, volume gas distribusi sebesar 963 Mmscfd dan volume transmisi gas bumi sebesar 2.139 mmscfd. Rachmat menyampaikan sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional, PGN optimis kinerja perusahaan juga akan semakin baik. Meskipun kondisi perekonomian mengalami perlambatan,
PGAS tetap mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk memperluas pemanfaatan gas bumi bagi masyarakat. Selanjutnya,
PGAS akan semakin agresif membangun infrastruktur gas bumi nasional untuk meningkatkan pemanfaatan produksi gas nasional. Pada 2018, infrastruktur pipa gas
PGAS bertambah sepanjang lebih dari 2.456 km dan saat ini mencapai lebih dari 9.909 km atau setara dengan 95% dari jaringan pipa gas bumi hilir nasional. Dari infrastruktur tersebut,
PGAS telah menyalurkan gas bumi ke 1.739 pelanggan industri manufaktur dan pembangkit listrik, 1.984 pelanggan komersial seperti hotel, restoran, rumah sakit dan Usaha Kecil Menengah (UKM), serta 177.710 pelanggan rumah tangga yang dibangun dengan investasi
PGAS. Pelanggan Gas Bumi
PGAS tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara dan Sorong, Papua Barat. Sekarang ini
PGAS juga telah mengelola dan menyalurkan gas bumi untuk sektor transportasi melalui 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan 4 Mobile Refueling Unit (MRU). Selain itu, untuk menunjang penyaluran serta kehandalan jaringan dan pasokan gas ke Pelanggan,
PGAS juga mengoperasikan 2 Floating Storage Regasification Unit (FSRU) yakni di Jawa Barat dan Lampung. Pada 2018
PGAS juga banyak melakukan terobosan seperti program 360 degree solution. Dalam program ini, PGN dapat menghadirkan gas bumi dari hulu hingga hilir sesuai kebutuhan masyarakat di berbagai segmen pengguna gas.
Tak hanya itu, PGN memiliki Saka Energy yang menyediakan gas bumi di sektor hulu, PGN juga mengembangkan produk gas bumi yakni Liquefied Natural Gas (LNG) yang dilakukan oleh PT PGN LNG Indonesia. Penyaluran CNG melalui anak usaha PT Gagas Energi Indonesia. Tercatat,
PGAS juga dapat menyediakan pasokan gas bumi, listrik, pasokan bahanbakar gas untuk transportasi hingga jasa Engineering, Procurement and Construction (EPC) hingga Informasi Tekonologi Komunikasi bagi para pengguna gas atau pelanggan PGN. "Investasi infrastruktur pipa gas bumi yang dibangun
PGAS hampir seluruhnya tidak mengandalkan APBN, sehingga tidak membebani negara. Dan, PGN terus berkomitmen memperluas pemanfaatan gas bumi dengan membangun infrastruktur gas bumi di berbagai daerah," papar Rachmat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .