Perusahaan Arab borong tuna kaleng lokal



JAKARTA. Indonesia mulai intens mengekspor produk perikanan ke Arab Saudi. Baru-baru ini, ikan tuna kaleng diekspor ke Arab Saudi dengan nilai sebesar US$ 385.000 atau setara Rp 5 miliar yang diborong oleh Sami Al-Khatiri. Penjualan tuna kaleng in menggeser dominasi Thailand yang mendominasi penjualan ke Arab Saudi.

Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah, Gunawan mengatakan, dalam pertemuan Tim Ekonomi dan perdagangan dengan Sami Al-Khatiri di Jeddah beberapa waktu lalu, perusahan asal Arab tersebut menghentikan impor tuna kaleng dari Thailand dan mengalihkan pembelian ke Indonesia. "Ikan tuna yang dibeli adalah jenis berat 1,8 kilogram (kg) dan 80 gram," ujar Gunawan, Rabu (5/4).

Keputusan Al-Khatiri tersebut merupakan peluang bagus bagi ikan tuna asal Indonesia. Apalagi perusahaan ini sudah melakukan ekspansi ke pasar negara-negara teluk lainnya semisal Kuwait, Sudan, dan Uni Emirat Arab. Popularitas ikan tuna semakin menanjak di Arab Saudi karena adanya kampanye gaya hidup sehat yang digaungkan oleh beberapa supermarket dan hipermarket seperti Lulu, Al-Madinah, dan Nesto di Jeddah.  Sementara itu, hipermarket Otent mempromosikan konsumsi ikan tuna di Riyadh dan sekitarnya.


Berdasarkan data statistik BPS yang diolah oleh Kementerian Perdagangan (Kemdag), nilai ekspor produk perikanan dari Indonesia ke Arab Saudi menunjukkan adanya tren peningkatan. Pada 2012, Indonesia berhasil membukukan nilai transaksi ekspor produk ikan sebesar US$ 886.000. Pada 2013, meningkat menjadi US$ 1,7 juta. Pada 2014, nilai ekspor produk perikanan dari Indonesia ke Arab Saudi sempat menurun menjadi US$ 1,48 juta.

Pada 2015, Indonesia dapat meningkatkan ekspor produk perikanan ke Arab Saudi sebesar US$ 2,74 juta. Selanjutnya pada 2016, Indonesia berhasil membukukan nilai transaksi sebesar US$ 5,34 juta atau meningkat 95% dibanding pada 2015.

Konsul Jenderal RI di Jeddah Hery Saripudin menambahkan, ITPC Jeddah juga membicarakan pasar minuman jahe instan di Arab Saudi yang masih sangat terbuka. Hingga saat ini, Sami Al-Khatiri masih mengimpor minuman jahe instan dari Inggris yang bukan merupakan penghasil jahe dunia. Jahe asal Inggris tersebut diimpor 60 kontainer per tahun dengan nilai US$ 1,34 juta atau sekitar Rp 17, 87 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini