Perusahaan AS menumpuk dana tunai US$ 1 triliun



NEW YORK. Ada fakta menarik dari survei terbaru Moody's Investor Service. Perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat (AS) lebih senang menumpuk dana tunainya daripada memanfaatkannya untuk membiayai ekspansi usaha. Nilai dana tunai yang disimpan korporasi AS tercatat US$ 943 miliar atau hampir mendekati US$ 1 triliun.

Menurut Moody's, porsi dana tunai korporasi AS tahun ini naik 0,64% dari posisi akhir 2009 sebesar US$ 937 miliar. Sekitar 37% atau US$ 346 miliar dari dana tunai tersebut dikuasai oleh 20 perusahaan besar di AS.

Lihat saja, Cisco Systems Inc, memiliki kas terbesar, yaitu senilai US$ 39,86 miliar, disusul Microsoft Corporation US$ 36,79 miliar, dan Google Inc senilai US$ 30,06 miliar. Rasio kas terhadap belanja modal perusahaan-perusahaan tersebut mencapai 1,64 kali. "Ini merupakan rasio tertinggi sepanjang masa," kata Moody's dalam laporannya, Selasa (26/10) lalu.


Penyebabnya, berdasarkan hasil survei Moody's, perusahaan-perusahaan tersebut belum yakin benar ekonomi AS mulai pulih. Bahkan, mereka khawatir roda ekonomi di negara itu terperosok kembali ke dalam kubangan resesi.

Jual surat utang

Sejatinya, perusahaan-perusahaan tersebut bisa menumpuk dana tunai sebesar itu karena mereka memangkas pengeluaran dan menerbitkan surat utang untuk mendapatkan dana segar dari pasar keuangan.

Berdasarkan data Bloomberg, tahun ini penerbitan obligasi korporasi di AS mencapai US$ 945,8 miliar. Angka ini 23% lebih rendah ketimbang rekor penerbitan obligasi korporasi pada 2009, yang mencapai US$ 1,23 triliun.

Tetapi, dana tersebut tidak segera dimanfaatkan untuk ekspansi usaha atau menambah jumlah karyawan. "Prinsip mereka, lebih baik aman daripada menyesal di kemudian hari," kata Mark Luschini, Kepala Manajer Investasi Janney Montgomery Scot LLC, yang memiliki dana kelolaan US$ 50 miliar.

Menurutnya, perusahaan-perusahaan tersebut sangat agresif mencari alternatif investasi yang memberikan keuntungan bagi perusahaannya. Termasuk, menempatkannya dalam berbagai instrumen investasi yang likuid atau menyerahkan pengelolaannya kepada perusahaan manajer investasi. Dus, bisnis mereka tetap bisa untung meski mereka tidak ekspansif.

Seperempat dari dana tunai milik perusahaan-perusahaan itu ditempatkan di luar negeri. "Kecil kemungkinan dana tersebut akan dibawa pulang atau ditarik ke AS," tulis Moody's.

Editor: Test Test