KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pernyataan Presiden AS Donald Trump yang meminta agar perusahaan-perusahaan AS memindahkah pabrik produksi mereka dari China, sempat membuat Wall Street bingung. Namun, rupanya, banyak perusahaan AS yang sudah melakukannya. Mengutip CNBC, dalam beberapa bulan terakhir, banyak pimpinan perusahaan yang memberikan sinyal untuk mengambil langkah serupa seiring dengan meningkatnya tensi perang dagang. Pada 23 Agustus, Trump menuliskan tweet di media sosial Twitter. Dia memerintahkan perusahaan AS untuk "secepatnya mencari alternatif pengganti China" dan mendesak mereka agar memproduksi di AS. Sebagai dasarnya, dia mengutip Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional (IEEPA) - yang disahkan pada tahun 1977 terkait dengan urusan "ancaman tidak biasa dan luar biasa terhadap keamanan nasional, kebijakan luar negeri, atau ekonomi Amerika Serikat." Ancaman presiden menyebabkan investor tak nyaman, sehingga mengirim indeks saham ke posisi terendah pada sesi hari itu. Data Reuters menunjukkan, Indeks Dow Jones Industrial Average, misalnya, turun lebih dari 600 poin.
Perusahaan AS ramai-ramai hengkang dari China, Indonesia jadi salah satu pilihan
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pernyataan Presiden AS Donald Trump yang meminta agar perusahaan-perusahaan AS memindahkah pabrik produksi mereka dari China, sempat membuat Wall Street bingung. Namun, rupanya, banyak perusahaan AS yang sudah melakukannya. Mengutip CNBC, dalam beberapa bulan terakhir, banyak pimpinan perusahaan yang memberikan sinyal untuk mengambil langkah serupa seiring dengan meningkatnya tensi perang dagang. Pada 23 Agustus, Trump menuliskan tweet di media sosial Twitter. Dia memerintahkan perusahaan AS untuk "secepatnya mencari alternatif pengganti China" dan mendesak mereka agar memproduksi di AS. Sebagai dasarnya, dia mengutip Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional (IEEPA) - yang disahkan pada tahun 1977 terkait dengan urusan "ancaman tidak biasa dan luar biasa terhadap keamanan nasional, kebijakan luar negeri, atau ekonomi Amerika Serikat." Ancaman presiden menyebabkan investor tak nyaman, sehingga mengirim indeks saham ke posisi terendah pada sesi hari itu. Data Reuters menunjukkan, Indeks Dow Jones Industrial Average, misalnya, turun lebih dari 600 poin.