Perusahaan Asuransi Jiwa akan Maksimalkan Potensi Penjualan Produk Segmen Digital



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan asuransi jiwa akan terus memaksimalkan potensi penjualan produk secara digital ke depannya. Sebab, segmen tersebut masih ada peluang untuk terus tumbuh.

Salah satunya PT BNI Life Insurance atau BNI Life yang menyebut prospek penjualan digital ke depannya sangat baik. 

Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan memandang penjualan dari segmen digital akan terus bertumbuh.


"Segmen itu juga menjadi salah satu channel yang akan berkontribusi besar di masa yang akan datang," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (13/2).

Baca Juga: Allianz Life Proyeksikan Klaim Asuransi Kesehatan Tetap Meningkat pada 2024

Eben mengatakan perusahaan menargetkan premi penjualan digital sebesar Rp 3 miliar pada 2024. 

Untuk mencapai target tersebut, Eben bilang BNI Life akan meningkatkan kemitraan strategis dengan BNI dan juga menjajaki kerja sama dengan partner lain agar masyarakat lebih mengenal produk asuransi digital BNI Life.

Selain itu, kata dia, BNI Life juga menyiapkan produk baru asuransi digital menarik yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.

BNI Life mencatatkan premi dari produk asuransi digital sebesar Rp 520 juta sepanjang 2023. Dia menyebut produk asuransi digital itu didominasi oleh penjualan produk asuransi kecelakaan mikro. 

"Jumlah tersebut naik signifikan dari tahun 2022. Tentunya peningkatan tersebut juga tidak lepas dari kemitraan strategis menjual produk digital BNI Life melalui platform BNI Mobile Banking," kata Eben.

Senada dengan BNI Life, PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) menyampaikan akan terus menggali potensi penjualan digital di masa depan. 

Meskipun saat ini belum berkontribusi besar bagi perusahaan, Direktur Allianz Life Indonesia Bianto Surodjo mengatakan pihaknya optimistis segmen tersebut akan tumbuh di masa depan.

"Kami di Allianz antisipasi untuk masa depan dan kami harus coba pokoknya harus jadi yang paling mengerti lah. Jadi, nantinya kami sudah siap," ujarnya kepada Kontan, Selasa (6/2).

Baca Juga: Sejumlah Perusahaan Asuransi Buka Suara Soal Minimnya Jumlah Aktuaris

Bianto mengatakan kontribusi penjualan produk via digital pada 2023 masih relatif kecil. Angkanya tidak sampai 1%. 

"Penjualan digital di industri asuransi jiwa saat ini juga porsinya memang tak terlalu besar, sekitar Rp 300 miliar sampai Rp 400 miliar saja, pokoknya enggak sampai Rp 1 triliun. Share di industri asuransi jiwa itu enggak sampai 1%," ungkapnya.

Bianto menerangkan saat ini Allianz Life telah mengeluarkan inovasi melalui kerja sama dengan Grab. Dia bilang pihaknya bekerja sama dengan Grab menyediakan asuransi kesehatan untuk pengemudi dengan membeli lewat digital aplikasi.

Bianto menjelaskan asuransi kesehatan yang disediakan untuk pengemudi Grab hanya dipatok satu hari cuma Rp 3.000. 

"Sebab, menyesuaikan pendapatan dari pengemudi Grab juga. Kalau dipatok bulanan atau tahunan, uangnya mungkin sudah terpakai lebih dahulu, tetapi kalau setiap hari dipotong Rp 3.000, itu lebih enteng," ungkapnya.

Mengenai asuransi kesehatan tersebut, Bianto menyampaikan semisal pengemudi Grab itu sakit bisa langsung ke rumah sakit yang sudah masuk dalam daftar Allianz Life. Dia menyatakan untuk saat ini asuransi tersebut baru tersedia untuk pengemudi Grab saja.

Akan tetapi, dia mengatakan ada juga asuransi digital untuk penumpang, tetapi penjualannya itu lewat e-commerce dan bank.

Adapun Allianz Life mencatatkan Gross Written Premium (GWP) 15 triliun pada 2023 (unaudited). Total Asset (unaudited) sebesar 36,8 triliun dan posisi Risk Based Capital atau RBC (unaudited) 290% pada 2023.

Sementara itu, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) menyatakan akan terus memaksimalkan potensi penjualan asuransi digital lewat ALIVE by Generali Indonesia. 

Chief Marketing Officer Generali Indonesia Vivin Arbianti Gautama menyebut pihaknya akan terus mempromosikan kanal tersebut sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, khususnya anak muda, untuk memiliki perlindungan asuransi. 

"Kemudahan memiliki asuransi online, dengan proses cepat dan tanpa medical check up, turut mendorong kanal distribusi itu menjadi pilihan masyarakat saat ini," ujarnya kepada Kontan, Selasa (13/2).

Vivin merinci, ALIVE by Generali Indonesia juga memiliki fitur unik, yakni selain bisa memberikan proteksi jiwa secara instan dengan 100% online melalui alive.generali.co.id, nasabah juga bisa menikmati pengembalian premi hingga 110% jika tidak terjadi klaim. 

Dia bilang hal itu menjadikan ALIVE bisa dimanfaatkan tidak hanya sebagai perlindungan jiwa, tetapi juga sebagai persiapan dana masa depan. 

"Dengan premi terjangkau, nasabah bisa hanya bayar premi mulai dari 4 tahun untuk proteksi full 10 tahun. Nasabah yang memiliki perlindungan ALIVE juga bisa menikmati konsultasi online dengan dokter atau telemedicine dan online pharmacy," ungkapnya.

Baca Juga: Generali Indonesia Sebut Kinerja Unitlink Sangat Bervariatif pada Januari 2024

Untuk asuransi online yang dipasarkan melalui kanal digital, Vivin mengatakan akan memaksimalkan strategi marketing dan meningkatkan kesadaran juga melalui kanal digital. Dia menyebut komunikasi secara digital sudah disesuaikan dengan target pasar kanal digital, yakni menyasar para Milenial dan Gen Z. 

"Bagi kami, prospek asuransi online ke generasi muda masih berpotensi besar mengingat kesadaran mereka terhadap pentingnya perlindungan asuransi juga makin tinggi," katanya.

Ke depannya, Vivin bilang semua kanal distribusi di Generali baik dari keagenan, partnership atau bancassurnace, corporate solution, dan direct channel (online) masih terus akan dimaksimalkan. Dia menerangkan inovasi dan strategi akan terus bergerak sesuai dengan kebutuhan pasar dan terus berjalan sesuai dengan segmennya masing-masing. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi