KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemain asuransi jiwa mulai menyiapkan strategi menggenjot premi dari produk syariah di tahun ini. Misalnya saja PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) dan PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai Februari 2019, industri asuransi syariah mencatatkan premi sebesar Rp 2,45 triliun. Jumlah tersebut turun 8,92% dibandingkan periode sama di tahun lalu. AXA Mandiri juga mengalami penurunan premi asuransi syariah. Presiden Direktur AXA Mandiri Handojo G. Kusumo mengatakan sepanjang 2018, perusahaannya mencatatkan penurunan premi di produk syariah sebesar 3,60% menjadi Rp 465 miliar.
Menurutnya, penurunan ini disebabkan ada perbaikan bisnis secara internal. Pada tahun lalu, AXA Mandiri memasarkan produk syariah mirip dengan konvensional sehingga menghilangkan keunggulannya. “Kami sedang berbenah secara internal dulu. Karena tahun lalu belum ada sinkronisasi sehingga seolah-olah menjual produk konvensional tidak berdasarkan nilai-nilai syariah,” kata Handojo di Jakarta, Senin (13/5). Untuk memperbaiki kinerja bisnis syariah, AXA Mandiri gencar mengembangkan produk dan layanan khususnya dalam unit syariah. Salah satunya, AXA Mandiri unit syariah menghadirkan fitur wakaf yang memungkinkan nasabah berwakaf melalui jalur distribusi perbankan di seluruh cabang Bank Syariah Mandiri. “Tidak hanya memberikan manfaat proteksi dan perencanaan keuangan sesuai prinsip syariah, namun melalui fitur ini nasabah juga diberikan kemudahan beramal yang bermanfaat bagi sesama dan mendekatkan pada sang pencipta,” jelasnya. Sementara Chief Marketing & Customer Generali Indonesia Vivin Arbianti menyatakan, pihaknya tengah menyiapkan produk asuransi jiwa syariah tahun ini. Di sisi lain menurut dia, perolehan premi di kuartal I 2019 menunjukkan kinerja positif. “Iya tumbuh positif, kami menargetkan premi sebanyak-banyaknya di tahun ini,” kata Vivin.
Generali menyediakan berbagai program yang sesuai dengan kebutuhan komunitas muslim, serta menawarkan produk asuransi perlindungan dan kesehatan. Generali sudah melakukan
roadshow untuk memperkenalkan asuransi wakaf, serta menggelar
talkshow mengenai asuransi syariah. Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Ahmad Sya’roni mengatakan pertumbuhan premi diperkirakan mencapai 10%-11% di tahun 2019. Hal itu disebabkan bertambahnya jumlah pemain baru serta potensi bisnis dari kewajiban penggunaan asuransi perjalanan umrah dan haji. Ia memperkirakan akan ada tambahan lima perusahaan asuransi baru yang siap menjalankan bisnis syariah di tahun 2019. Menurutnya, bertambahnya jumlah pemain baru akan meningkatkan pangsa pasar asuransi syariah di Indonesia. Dari pangsa pasar asuransi syariah sekitar 5%-6% di tahun lalu bisa meningkat lebih dari 6% di tahun 2019. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat