JAKARTA. Perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia mulai memperbesar portofolio ritelnya untuk memaksimalkan kinerja keuangannya. Maklum, saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki asuransi dan perusahaan asuransi menganggap ini sebagai peluang. Salah satu asuransi yang memperbesar porsi ritelnya adalah asuransi Jiwasraya. Asuransi Pelat merah ini berniat untuk memperbesar porsi ritelnya menjadi 50% korporasi (kumpulan) dan 50% asuransi ritel pada tahun depan. Saat ini ritel menyumbang pendapatan premi sebesar Rp 800 miliar dan Asuransi kumpulan sebesar Rp 2,5 triliun. Adapun penjualan unitlink sudah mencapai RP 310 miliar. Tahun ini target pendapatan premi mencapai Rp 3,9 triliun. Direktur Keuangan Jiwasraya Hery Prasetyo mengatakan pihaknya sudah melakukan persiapan peningkatan porsi ritel tersebut sejak pertengahan tahun ini. "Kami sedang melakukan persiapan cabang-cabang untuk meningkatkan asuransi ritel," ujarnya. Hery bilang dalam meningkatkan porsi ritel tersebut pihaknya tidak akan mengerem penjualan asuransi korporasi (kumpulan) tetapi meningkatkan agresivitas seluruh jalur distribusi sehingga mampu meningkatkan porsi asuransi ritel. "Saat ini 60% premi kami dikontribusikan oleh 4.000 agen kami. Sisanya, dari direct marketing dan bancassurance," tambahnya. Sementara Direktur Pemasaran Jiwasraya De Yong Adrian mengatakan untuk meningkatkan porsi ritel tersebut pihaknya akan meningkatkan penjualan education product, protection product dan saving product. "Saat ini asuransi jenis ini menjadi idola ini yang akan kami dorong terus. Asuransi Pelat merah lainnya yang ingin meningkatkan porsi ritelnya adalah Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo). Asuransi Kerugian ini berniat memperbesar porsi ritelnya menjadi 30% akhir tahun ini. Saat ini 75% porsi pendapatan premi berasal dari korporasi dan 25% dari ritel. Tahun ini Jasindo menargetkan premi sebesar Rp 3 triliun. Tahun ini pihaknya menargetkan pendapatan premi ritel sebesar Rp 750 miliar. Direktur ritel Asuransi Jasindo Soeranto mengatakan tujuan mereka memperbesar porsi ritel berkaitan dengan keinginan Jasindo meningkatkan laba pada tahun ini. Pasalnya, kontribusi ritel terhadap laba selalu lebih besar dari kontribusi korporasi. "Apalagi klaim ritel lebih kecil dan hasil underwriting yang tinggi, ini berbeda dengan korporasi yang memiliki klaim yang cukup tinggi," ujarnya. Untuk mencapai tujuan ini, lanjut Soeranto, pihaknya berniat untuk menjalin kerjasama dengan bank-bank milik pemerintah dan operator seluler, seperti Telkomsel. Tawarannya adalah produk asuransi kecelakaan diri. "Saat ini sedang dalam tahap pembicaraan. Kemarin kami juga sudah berhasil bekerjasama dengan Pegadaian," tambahnya. Asuransi yang ingin menggarap sektor asuransi ritel adalah Zurich Life. Chief Executive Officer (CEO) Global Life Zurich untuk Indonesia, Malaysia dan Singapura Phil Smith mengatakan melihat kondisi Indonesia asuransi untuk ritel memang sangat tepat."Kami akan juga fokus pada produk asuransi ritel dengan mengembangkan kanal distribusi agen dan bancassurance," jelasnya. Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Stephen B Juwono mengatakan sejak dulu asuransi jiwa fokus pada asuransi individu (ritel) namun karena penetrasi asuransi yang masih kecil di masyarakat membuat asuransi kumpulan (grup) menjadi lebih besar porsinya ketimbang individu. "Asuransi kumpulan ini berasal dari pemberi kerja yang mengasuransikan pekerjaan tapi pekerja tak sadar bila diasuransikan," ujarnya. Stephen menduga banyaknya asuransi yang mulai memperbesar porsi ritelnya dikarenakan adanya peluang pasar yang masih terbuka dan mulai meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memiliki asuransi karena munculnya ketidakpastian yang bersumber dari bencana-bencana yang sulit untuk diprediksi. "Indonesia punya penduduk lebih dari 240 juta di mana yang punya asuransi cuma di bawah 5% ini merupakan peluang tapi perusahaan asuransi harus mampu mengedukasi masyarakat secara terus menerus," tukasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Perusahaan asuransi perbesar porsi ritel
JAKARTA. Perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia mulai memperbesar portofolio ritelnya untuk memaksimalkan kinerja keuangannya. Maklum, saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki asuransi dan perusahaan asuransi menganggap ini sebagai peluang. Salah satu asuransi yang memperbesar porsi ritelnya adalah asuransi Jiwasraya. Asuransi Pelat merah ini berniat untuk memperbesar porsi ritelnya menjadi 50% korporasi (kumpulan) dan 50% asuransi ritel pada tahun depan. Saat ini ritel menyumbang pendapatan premi sebesar Rp 800 miliar dan Asuransi kumpulan sebesar Rp 2,5 triliun. Adapun penjualan unitlink sudah mencapai RP 310 miliar. Tahun ini target pendapatan premi mencapai Rp 3,9 triliun. Direktur Keuangan Jiwasraya Hery Prasetyo mengatakan pihaknya sudah melakukan persiapan peningkatan porsi ritel tersebut sejak pertengahan tahun ini. "Kami sedang melakukan persiapan cabang-cabang untuk meningkatkan asuransi ritel," ujarnya. Hery bilang dalam meningkatkan porsi ritel tersebut pihaknya tidak akan mengerem penjualan asuransi korporasi (kumpulan) tetapi meningkatkan agresivitas seluruh jalur distribusi sehingga mampu meningkatkan porsi asuransi ritel. "Saat ini 60% premi kami dikontribusikan oleh 4.000 agen kami. Sisanya, dari direct marketing dan bancassurance," tambahnya. Sementara Direktur Pemasaran Jiwasraya De Yong Adrian mengatakan untuk meningkatkan porsi ritel tersebut pihaknya akan meningkatkan penjualan education product, protection product dan saving product. "Saat ini asuransi jenis ini menjadi idola ini yang akan kami dorong terus. Asuransi Pelat merah lainnya yang ingin meningkatkan porsi ritelnya adalah Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo). Asuransi Kerugian ini berniat memperbesar porsi ritelnya menjadi 30% akhir tahun ini. Saat ini 75% porsi pendapatan premi berasal dari korporasi dan 25% dari ritel. Tahun ini Jasindo menargetkan premi sebesar Rp 3 triliun. Tahun ini pihaknya menargetkan pendapatan premi ritel sebesar Rp 750 miliar. Direktur ritel Asuransi Jasindo Soeranto mengatakan tujuan mereka memperbesar porsi ritel berkaitan dengan keinginan Jasindo meningkatkan laba pada tahun ini. Pasalnya, kontribusi ritel terhadap laba selalu lebih besar dari kontribusi korporasi. "Apalagi klaim ritel lebih kecil dan hasil underwriting yang tinggi, ini berbeda dengan korporasi yang memiliki klaim yang cukup tinggi," ujarnya. Untuk mencapai tujuan ini, lanjut Soeranto, pihaknya berniat untuk menjalin kerjasama dengan bank-bank milik pemerintah dan operator seluler, seperti Telkomsel. Tawarannya adalah produk asuransi kecelakaan diri. "Saat ini sedang dalam tahap pembicaraan. Kemarin kami juga sudah berhasil bekerjasama dengan Pegadaian," tambahnya. Asuransi yang ingin menggarap sektor asuransi ritel adalah Zurich Life. Chief Executive Officer (CEO) Global Life Zurich untuk Indonesia, Malaysia dan Singapura Phil Smith mengatakan melihat kondisi Indonesia asuransi untuk ritel memang sangat tepat."Kami akan juga fokus pada produk asuransi ritel dengan mengembangkan kanal distribusi agen dan bancassurance," jelasnya. Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Stephen B Juwono mengatakan sejak dulu asuransi jiwa fokus pada asuransi individu (ritel) namun karena penetrasi asuransi yang masih kecil di masyarakat membuat asuransi kumpulan (grup) menjadi lebih besar porsinya ketimbang individu. "Asuransi kumpulan ini berasal dari pemberi kerja yang mengasuransikan pekerjaan tapi pekerja tak sadar bila diasuransikan," ujarnya. Stephen menduga banyaknya asuransi yang mulai memperbesar porsi ritelnya dikarenakan adanya peluang pasar yang masih terbuka dan mulai meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memiliki asuransi karena munculnya ketidakpastian yang bersumber dari bencana-bencana yang sulit untuk diprediksi. "Indonesia punya penduduk lebih dari 240 juta di mana yang punya asuransi cuma di bawah 5% ini merupakan peluang tapi perusahaan asuransi harus mampu mengedukasi masyarakat secara terus menerus," tukasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News