KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan asuransi umum menilai asuransi gadget memiliki prospek yang cerah. Hal itu juga yang disampaikan PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (Tokio Marine Indonesia) dan PT Great Eastern General Insurance Indonesia (GEGI). Mengenai hal itu, Marketing Director Chun Ling menerangkan, prospek asuransi gadget masih bagus ke depannya karena seiring dengan pertumbuhan penjualan gadget yang naik dari tahun ke tahun. Dia menyampaikan perkembangan teknologi, seperti handphone dengan konektivitas 5G, juga makin diminati oleh konsumen di Indonesia. Ditambah Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar sehingga sangat besar juga pangsa pasar gadget.
"Oleh karena itu, kami menargetkan pendapatan premi asuransi gadget pada tahun ini bisa mencapai Rp 20 miliar," ujarnya kepada Kontan, Kamis (20/6). Baca Juga:
Premi Asuransi Harta Benda dan Kendaraan Bermotor Masih Mendominasi Asuransi Umum Chun menyampaikan pendapatan premi perusahaan dari asuransi gadget tumbuh signifikan sebesar 450% per Mei 2024, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, dia tak membeberkan nilai pendapatan premi asuransi gadget. "Peningkatan itu terjadi karena bertambahnya jumlah partners dan sejalan juga dengan peningkatan penjualan gadget di Indonesia sebesar 27,4% per Mei 2024 dari periode yang sama tahun lalu," ungkapnya. Chun juga menyampaikan Great Eastern General Insurance Indonesia akan menerapkan sejumlah strategi untuk mendorong pendapatan premi dari asuransi gadget. Salah satunya, yakni memperluas jaringan dengan menambah kerja sama partner baru, baik online maupun offline. Selain itu, meningkatkan layanan klaim agar masyarakat makin memiliki kepercayaan terhadap produk asuransi gadget. "Bekerja sama juga dengan distributor dan menggandeng toko offline modern di pelosok negeri untuk menjual asuransi gadget, serta memasarkan pentingnya asuransi gadget," tuturnya. Menurut Chun, asuransi gadget begitu penting bagi masyarakat. Sebab, dia menerangkan gadget bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga penunjang bisnis skala kecil hingga besar. "Ditambah banyak usaha yang sangat bergantung pada gadget, seperti e-commerce, penjualan, dan pembelian online," katanya.
Baca Juga: Asuransi Gadget Great Eastern General Insurance Catatkan Kinerja Positif di Awal 2024 Chun menambahkan gadget juga menjadi sarana entertainment dan penunjang produktivitas dalam bekerja. Selain itu, gadget juga merupakan barang yang rentan rusak sehingga penting bagi masyarakat untuk selalu melengkapi dengan proteksi gadget dari kerusakan-kerusakan yang tidak terduga. Sementara itu, Presiden Direktur PT Asuransi Tokio Marine Indonesia Sancoyo Setiabudi juga mengatakan prospek asuransi gadget masih menjanjikan ke depannya. Dia menyebut pihaknya akan terus mengembangkan potensi yang ada di asuransi gadget. "Seiring dengan strategi perusahaan yang menyasar pasar retail," ucapnya kepada Kontan, Jumat (21/6). Sancoyo menerangkan asuransi gadget merupakan produk baru yang diluncurkan perusahaan pada akhir 2023. Dia bilang saat ini masih dalam tahap penjajakan bisnis baik itu dengan skema B2B atau B2B2C. Mengenai asuransi gadget, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyebut jenis asuransi itu memiliki prospek yang cerah ke depannya. Wakil Ketua AAUI untuk Bidang Statistik & Riset Trinita Situmeang mengatakan salah satu faktor yang membuat asuransi gadget masih punya potensi besar karena kini gadget merupakan alat yang selalu dipakai masyarakat setiap hari baik untuk beraktivitas dan bekerja. Menurut Trinita, asuransi gadget bisa menjadi salah satu potensi yang harus dilihat oleh banyak perusahaan asuransi ke depannya. Selain, kebutuhan pihak konsumen, biasanya asuransi gadget juga sudah bundling dengan produk handphone.
"Menarik buat para perusahaan asuransi. Dari sisi risiko, asuransi gadget masih banyak yang bisa dieksplor, seperti potensi kehilangan. Walaupun dari segi preminya terbilang kecil, tetapi masih berpotensi," ujarnya saat konferensi pers AAUI di Jakarta Selatan, Kamis (20/6). Trinita menambahkan asuransi gadget perlahan muncul dimulai pada 2019. Saat itu, dipicu tren belanja lewat online shop. Dia pun menyebut saat ini asuransi gadget masuk dalam lini bisnis Miscellaneous. Berdasarkan data AAUI, lini bisnis miscellaneous berhasil membukukan prolehan premi pada kuartal I-2024 sebesar 1,54 triliun. Nilai itu naik 24,9%, jika dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar Rp 1,23 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari