Perusahaan batubara menyulut agenda akuisisi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akuisisi tambang batubara tahun 2018 diprediksi lebih semarak. Hal ini ditopang harga komoditas berciri hitam pekat itu sudah stabil. Aksi  akuisisi itu erat kaitannya dengan peningkatan produksi dan pendapatan bagi perusahaan.

Salah satu contohnya, PT Bukit Asam Tbk, yang telah memasukan rencana akuisisi dalam rencana investasi di tahun 2018.  Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Suherman menyatakan, tahun ini akuisisi tambang batubara akan segera rampung. Targetnya bisa selesai pada semester kedua tahun 2018 ini. 

Sayang terkait wilayah dan produksi tambang yang akan diakusisi tersebut, Suherman masih enggan buka-bukaan. "Karena masih dalam tahap evaluasi oleh teman-teman dari pengembangan usaha," terangnya kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1).


Dengan adanya rencana akuisisi itu, emiten berkode saham PTBA di Bursa Efek Indonesia itu juga selalu melakukan evaluasi atas kondisi terkini sesuai dengan skala prioritas. Tujuannya agar  cepat memberikan peningkatan nilai dan kinerja perseroan ini. "Jadi jika memang ada tambang yang prospek secara ekonomi dan value, maka akuisisi ini akan direalisasikan," ungkapnya.

Dia juga belum bisa menyebutkan berapa besar dana yang disiapkan untuk akuisisi tersebut. Suherman hanya memastikan, dan akuisisi itu akan berasal dari  kas internal PTBA. 

Tahun 2018, perusahaan ini menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex)  senilai Rp 6,5 triliun. "Jika yang dibutuhkan nanti lebih dari yang kami anggarkan, akan diupayakan dari dana pinjaman perbankan," tandasnya.

Selain PTBA, ada juga PT Golden Energy Mines Tbk akan mengakuisisi 100% saham empat anak usaha GMR Infrastructure, Namun baru tiga yang diselesaikan akuisisi di tahun 2017 lalu, yakni PT Dwikarya Sejati Utama, PT Duta Surana Internusa PT Unsoco. 

Direktur Utama Golden Energy Mines Bonifasius menyatakan, tahun ini akuisisi hanya tersisa satu dari rencana empat perusahaan yang dilakukan pada tahun 2017."Yaitu PT Barasentosa Lestari saja. Saat ini, tinggal menunggu persetujuan dari  Bursa Efek Singapura. Mudah-mudahan semester I tahun ini selesai," terang dia kepada Kontan.co.id.

Sayang Bonifasius enggan menyebut masing-masing dari nilai akuisisi itu. Tapi sebelumnya kepada Kontan.co.id pernah menyebutkan, nilai akuisisi keseluruhan sebesar  US$ 59,27 juta. 

Sumber pendanaan akuisisi  berasal dari kas internal internal perusahaan. "Kami menyiapkan capex tahun ini senilai US$ 37 juta," ungkapnya.

Emiten berkode GEMS di BEI itu belum bisa memberikan kisi-kisi produksi dari empat tambang perusahaan yang diakuisisi itu. Lantaran produksi baru mau dimulai pada tahun ini dan menunggu persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). "Baru bisa kami lihat produksinya itu setelah ada persetujuan dari Kementerian ESDM," tandasnya.

Selain itu, PT Intra Asia Indonesia, anak usaha Intra Asia Trading Pte Ltd dari Singapura juga siap melakukan aksi akuisisi. Direktur PT Intra Asia Indonesia Jamal Nasir Bamadhaj bilang, saat ini perusahaan ini sudah memiliki tiga Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kalimantan dan masih proses melakukan persiapan eksplorasi. "Tahun depan rencana eksplorasi penuh dan kami juga sedang negosiasi akuisisi tiga IUP di Kalimantan," ungkap Jamal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati