JAKARTA. Kontroversi sah tidaknya Liga Primer Indonesia (LPI) justru membuat perusahaan berbondong-bondong jadi sponsor. Juru bicara Liga Primer Indonesia (LPI), Abi Hasantoso, bilang saat ini LPI sudah mendapat pinangan dari Coca Cola dan Unilever. Coca Cola saat ini menjadi sponsor utama yang menyuplai dana penyelenggaraan. Sedangkan Unilever lewat produk Clear dan Rexona sebagai sponsor pendamping. Namun LPI dan keduanya menentukan pasti jangka waktu karena kerja sama sifatnya kontrak umum atau general agreement. Abi bilang, kedua sponsor tersebut bisa saja membuat kontrak jangka panjang. "Kontrak bisa tiga hingga lima tahun," kata Abi, Rabu (12/1). Selain Coca Cola dan Unilver ada sejumlah sponsor lain yang tertarik untuk ikut kerja sama. Ia bilang jumlah sponsor bakal terus bertambah. Abi bilang LPI memang membutuhkan suplai dana untuk membiayai 342 pertandingan setiap musimnya. Abi bilang satu musim pertandingan diperkirakan menghabiskan dana Rp 400 milliar. Namun beban penyelenggaraan dibagi antara LPI dan 20 klub LPI yang terdaftar. "Masing-masing klub juga mencari sponsor lagi," kata Abi. Olivia Dwi Lestari, Public Relation Executive PT Coca-Cola Indonesia bilang Coca-cola sudah mulai menjadi sponsor saat pertandingan perdana. Namun Olivia mengelak untuk menyebut nilai kontrak sponsornya. Ia bilang satu pertandingan saja tidak sampai satu milliar. Coca-cola tertarik menjadi sponsor karena sejak dulu tertarik dengan potensi bisnis di ajang sepakbola di tanah air. "Kami lihat LPI merupakan kompetisi yang dijalankan secara profesional," ungkapnya.
Perusahaan berebut jadi sponsor Liga Primer Indonesia
JAKARTA. Kontroversi sah tidaknya Liga Primer Indonesia (LPI) justru membuat perusahaan berbondong-bondong jadi sponsor. Juru bicara Liga Primer Indonesia (LPI), Abi Hasantoso, bilang saat ini LPI sudah mendapat pinangan dari Coca Cola dan Unilever. Coca Cola saat ini menjadi sponsor utama yang menyuplai dana penyelenggaraan. Sedangkan Unilever lewat produk Clear dan Rexona sebagai sponsor pendamping. Namun LPI dan keduanya menentukan pasti jangka waktu karena kerja sama sifatnya kontrak umum atau general agreement. Abi bilang, kedua sponsor tersebut bisa saja membuat kontrak jangka panjang. "Kontrak bisa tiga hingga lima tahun," kata Abi, Rabu (12/1). Selain Coca Cola dan Unilver ada sejumlah sponsor lain yang tertarik untuk ikut kerja sama. Ia bilang jumlah sponsor bakal terus bertambah. Abi bilang LPI memang membutuhkan suplai dana untuk membiayai 342 pertandingan setiap musimnya. Abi bilang satu musim pertandingan diperkirakan menghabiskan dana Rp 400 milliar. Namun beban penyelenggaraan dibagi antara LPI dan 20 klub LPI yang terdaftar. "Masing-masing klub juga mencari sponsor lagi," kata Abi. Olivia Dwi Lestari, Public Relation Executive PT Coca-Cola Indonesia bilang Coca-cola sudah mulai menjadi sponsor saat pertandingan perdana. Namun Olivia mengelak untuk menyebut nilai kontrak sponsornya. Ia bilang satu pertandingan saja tidak sampai satu milliar. Coca-cola tertarik menjadi sponsor karena sejak dulu tertarik dengan potensi bisnis di ajang sepakbola di tanah air. "Kami lihat LPI merupakan kompetisi yang dijalankan secara profesional," ungkapnya.