Perusahaan besar global ramai-ramai mengeluh mengenai dampak Brexit



KONTAN.CO.ID - PARIS. Sejumlah perusahaan besar global memperingatkan pemerintah Inggris tentang ancaman signifikan terhadap bisnis mereka setelah Inggris meninggalkan Uni Eropa.

Mengutip Bloomberg, Minggu (1/4), beberapa perusahaan mengeluhkan kemungkinan kekurangan pekerja terampil ketika mereka mengajukan komentar sebagai bagian dari konsultasi tentang kebijakan imigrasi pasca-Brexit.

Electricite de France SA, utilitas terbesar Prancis yang membangun reaktor nuklir Hinkley Point C senilai 20 miliar pound atau setara dengan US$ 28 miliar di Somerset, Inggris, memperingatkan bahwa biaya proyek dapat melonjak dan target penyelesaian 2027 kemungkinan akan meleset jika 7.500 pekerja non Inggris yang mereka butuhkan tidak tersedia.


Sebelumnya, mengutip Daily Mail, Sabtu (31/3), perusahaan lain, termasuk Amazon.com Inc., John Lewis, AstraZeneca Plc, McDonald's Corp dan induk perusahaan asal Inggris, Centrica Plc, telah menyebutkan berbagai ancaman pasca-Brexit lainnya.

Beberapa perusahaan bahkan mempertimbangkan untuk memindahkan kantor pusat dari Inggris, yang berpotensi membuat Inggris mengalami kemacetan dalam pengiriman e-niaga di masa mendatang. Selain itu, jika beberapa perusahaan farmasi pindah pasca Brexit, maka Inggris akan berpotensi kekurangan produk obat khusus.

International Business Machines Corp dalam komentarnya mengatakan, Inggris berisiko kehilangan statusnya sebagai rumah bagi keunggulan kecerdasan buatan, serta kepemimpinan dalam hal keamanan cyber. Pada tahun 2016, IBM mengumumkan akan menaikkan jumlah pusat data di Inggris hingga tiga kali lipat, yang semuanya termasuk teknologi Watson AI.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie