KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik perlu menaikkan pinjaman hingga US$ 69,3 miliar untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) pinjaman yang bakal jatuh tempo pada kuartal II, menurut data Refinitiv yang dilansir Reuters, Senin (6/4). Hal ini tentunya tidak terlepas dari adanya gejolak di pasar modal akibat dampak pandemi virus corona (Covid-19). Baca Juga: Kasus kematian turun, Italia siap melonggarkan kebijakan lockdown
Tingkat utang perusahaan AS yang jatuh tempo di wilayah tersebut, termasuk Jepang dan China merupakan yang tertinggi kedua dan hanya sedikit di bawah uang jatuh tempo pada waktu yang sama tahun lalu sebesar US$ 71,4 miliar. Beberapa perusahaan milik negara terbesar di China adalah pesaing utama yang melakukan refinancing dengan perusahaan minyak Sinopec Group, yang memiliki obligasi 5 tahun senilai US$ 2,48 miliar yang bakal jatuh tempo pada bulan April 2020. Sementara itu, perusahaan listrik negara Grid memiliki obligasi tiga tahun senilai US$ 898,5 juta yang berakhir pada waktu yang sama, menurut data Refinitif.