Perusahaan fintech incar kenaikan pembiayaan sektor konsumer



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini pembiayaan konsumer bisa dibilang masih dikuasai oleh beberapa perusahaan fintech pembiayaan berbasis pinjaman tanpa agunan dan multiguna.

Fintech lain misalnya peer to peer lending, lebih menyasar ke pembiayaan produktif terutama sektor UKM. Namun kabar terbaru datang dari PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran).

Ivan Tambunan, Chief Executive Officer & Co-Founder Akseleran mengatakan pada 2019 ini akan sedikit ekspansi ke kredit konsumer. “Tapi mayoritas pembiayaan kami masih disalurkan ke sektor produktif terutama UKM,” kata Ivan, Kamis (7/2).


Pada Januari 2019 lalu, Akseleran meluncurkan produk berbasis konsumer seperti loan portofolio financing. Untuk ini, Akseleran bekerjasama dengan leasing atau online lender yang bergerak di bidang kredit konsumer.

Caranya adalah Akseleran membeli portofolio kredit konsumer dari perusahaan leasing tersebut. Kemudian disekuritisasi dan ditawarkan ke pelanggan/investor. Saat ini pembiayaan konsumer menyumbang Rp 180 miliar dari total portofolio atau 15% dari total.

Selain loan portofolio financing, Akseleran juga kaan merilis pembiayaan konsumer berbasis tanpa jaminan. Terkait pembiayaan konsumer ini, Ivan bilang masih dalam uji coba. Untuk menjaga kualitas kredit pembiayaan konsumer ini, Akseleran berupaya menseleksi target penerima kredit.

Untuk mensukseskan ini, Akseleran menurut Ivan juga memberikan bunga kredit konsumer ini bersaing dengan pinjaman kredit KTA bank yaitu sekitar 30%-35% per tahun.

Ivan bilang potensi bisnis konsumer ini cukup besar. Beberapa segmen kredit seperti KPR dan kendaraan bermotor belum dilayani oleh fintech payday loan.

Senada, Adrian Gunadi, Co-Founder & CEO Investree bilang potensi kredit konsumtif tetap menarik. “Karena penetrasi kartu kredit di Indonesia masih rendah yaitu 5% jadi peluang masih besar,” kata Adrian, Sabtu (9/2).

Meskipun demikian, Investree belum ada rencana masuk pembiayaan konsumtif karena saat ini masih fokus pembiayaan produktif terutama UKM.

Apakah dengan ekspansi fintech peer to peer lending masuk ke kredit konsumer ini membuat payday loan merasa tersaingi? Adrian Dosiwoda VP Corporate Affairs UangTeman mengatakan diversifikasi produk pada fintech merupakan sesuatu hal yang wajar.

“Untuk itu kami berupaya memanjakan nasabah dengan salah satunya dari sisi credit line,” kata Adrian. Nasabah sudah diberikan plafon kredit dengan jumlah tertentu, sehingga nasabah bisa mencairkan kapan saja selama masih dalam batasan plafon yang diberikan.

Kuseryansyah, Ketua Harian Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) memproyeksi pendanaan multiguna online akan membesar terutama dengan model kolaborasi antara peer to peer lending pendanaan online dengan ekosistem lain terutama digital.

“Karena credit gap baik kategori pendanaan multiguna maupun pendanaan produktif masih tinggi,” kata Kuseryansyah.

Meskipun demikian, untuk menjaga risiko kredit konsumer, fintech diharapkan mempunyai perhatian terhadap end to end bisnis. Akuisisi pelanggan yang benar dan akurat dan penanganan penagihan sejak awal bisa menjadi kunci.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto