Perusahaan Gas Negara (PGAS) berencana menekan beban operasional hingga 30%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Distributor gas pelat merah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) pada kuartal pertama 2020 mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bersih.

Pendapatan PGAS turun 0,27% ke level US$ 873,8 juta sementara laba bersih susut 26,62% ke level US$ 47,77 juta. Penurunan pendapatan salah satunya disebabkan oleh merosotnya penjualan minyak dan gas neto sebesar 18,08% menjadi US$ 76,09 juta.

Baca Juga: Di tengah pandemi, PGN (PGAS) tetap kejar target pembangunan jargas


Di tengah penurunan kinerja pada kuartal I-2020 serta untuk menghadapi dampak Covid-19, PGAS akan melakukan efisiensi. "Saat ini upaya yang dilakukan untuk mengurangi beban operasional dan utang adalah melakukan efisiensi di sisi operational expenditure sampai dengan 30% dan melakukan pelunasan utang yang waktunya satu tahun sehingga bisa menurunkan biaya bunga," jelas Sekretaris Perusahaan PGAS Rachmat Hutama kepada Kontan, Rabu (6/5).

Rencana pelunasan utang jangka pendek PGAS diyakini tidak akan memberikan tekanan likuiditas mengingat sebagian besar merupakan utang usaha. Utang usaha ini akan terbayarkan dari piutang pelanggan. "Dengan demikian, piutang PGN terjamin karena ada jaminan gas dari pelanggan," jelas dia.

Baca Juga: Rugi kurs naik 172%, laba bersih PGAS menyusut 27% di kuartal I 2020

Adapun, pada data kuartal I-2020 PGAS memiliki utang jangka pendek sebesar US$ 1,29 miliar, sementara posisi kas akhir sebesar US$ 1,34 miliar. Utang jangka pendek tersebut terdiri dari utang usaha sebesar US$ 295,44 juta dan utang bank sebesar US$ 262,22 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati