KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (
PGAS) mengoptimalkan efisiensi di tengah dampak pandemi covid-19 yang belum mereda. Komisaris Utama PGN Arcandra Tahar mengungkapkan kondisi sektor migas yang tertekan saat ini tergolong situasi
extra ordinary. Dalam menghadapi kondisi saat ini sebuah perusahaan migas sejatinya harus mempunyai antisipasi, baik ketika kondisi sedang naik maupun turun. Ia memastikan, salah satu upaya yang ditempuh PGN yakni melalui efisiensi. "Saat harga tidak bisa dikontrol yang bisa dilakukan adalah efisiensi. Efisiensi dari sisi teknologi, sistem dan manusia," terang Arcandra dalam diskusi virtual, Rabu (29/7).
Baca Juga: Pasca restrukturisasi, Pertamina konsisten fokus layani masyarakat hingga Pelosok Ia menambahkan, saat ini
demand gas dalam negeri masih memiliki potensi untuk bertumbuh. Ia mencontohkan, dari tingkatan produksi gas sebesar 6.500 MMsfcd, 65% digunakan untuk kebutuhan dalam negeri sementara sisanya untuk pasar ekspor. Ia memastikan upaya efisiensi yang dilakukan oleh PGN bakal berdampak pada harga gas atau produk yang lebih kompetitif. "Jika harga lebih kompetitif, orang mungkin mau beralih untuk gunakan gas," jelas Arcandra. Ia mencontohkan, upaya efisiensi telah dilakukan lewat pemangkasan capex proyek pipa Blok Rokan. Dalam catatan Kontan.co.id, Direktur Utama Pertagas Wiko Migantoro mengungkapkan Pertagas menggandeng PT Krakatau Steel Tbk (
KRAS) dalam pengerjaan fabrikasi pipa. "Sudah dimulai untuk fabrikasi pipa, awal September diharapkan bisa mulai proses
engineering, procurement, construction (EPC)," ungkap Wiko Migantoro kepada Kontan.co.id, Minggu (12/7). Wiko melanjutkan, pihaknya berhasil melakukan optimasi capex sehingga proyek yang sedianya diperkirakan memerlukan biaya sebesar US$ 450 juta kini hanya akan menelan biaya sebesar US$ 300 juta. Wiko memastikan efisiensi ini berhasil diperoleh melalui optimasi mulai dari tahapan perencanaan saat
Final Investment Decision (FID) dan optimasi pada proses
procurement. Adapun, besaran capex tersebut dinilai telah memenuhi seluruh biaya proyek. Kendati demikian, Wiko belum mau merinci seputar strategi Pertagas dalam pelaksanaan konstruksi proyek di tengah situasi pandemi covid-19. Namun, pihaknya menargetkan di Agustus 2021 mendatang, bersamaan dengan alih kelola Blok Rokan dari Chevron Pacific Indonesia ke PT Pertamina, sudah ada ruas yang rampung.
Baca Juga: Langkah IPO Pertamina timbulkan kekhawatiran soal BBM satu harga Arcandra pun memastikan langkah efisiensi yang dilakukan pada proyek pipa Rokan tidak bakal berdampak pada waktu pelaksanaan proyek maupun kualitas proyek.
Demi mewujudkan harga gas yang lebih kompetitif, Arcandra menuturkan ada sejumlah proyek yang bakal didorong untuk efisiensi dalam beberapa waktu ke depan. Masih menurut Arcandra, selain efisiensi, ada sejumlah terobosan yang bakal dilakukan oleh PGN. "Mencari atau menumbuhkan industri baru yang berbasis gas, mencari calon pelanggan yang selama ini gunakan energi lain kita coba ajak beralih ke energi gas dengan harga yang lebih kompetitif," tutur Arcandra. Arcandra menyebutkan, ke depannya sejumlah proyek
Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) juga bakal dilakukan efisiensi. Adapun, efisiensi menyasar penerapan teknologi yang digunakan dan biaya yang dianggarkan dalam proyek. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .