Perusahaan insurtech gencar ekspansi ke Asia Tenggara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan asuransi terus meningkat seiring peningkatan kesadaran akan kesehatan saat pandemi. Hal ini menjadi momentum bagi perusahaan teknologi asuransi alias insurtech memperluas pasarnya hingga ke Asia Tenggara.

Tak puas hanya menjalani bisnis di Indonesia, mereka bahkan mengincar sejumlah negara potensial di Asean. Yang terbaru, Qoala mengakusisi FairDee Insurtech untuk memperluas pasarnya di Thailand.

Chief Operating Officer (COO) Qoala Tommy Martin menyebut kerjasama ini bisa meningkatkan layanan asuransi digital ke pasar Asia Tenggara. Sayangnya, ia enggan mengungkapkan berapa nilai akusisi tersebut.  


"Saat ini kami sepakat untuk tidak men-disclose besarnya nilai akuisisi ke publik. Kami justru berfokus pada langkah apa yang bisa segera kami lakukan dari kerjasama ini," kata Tommy, Jumat (2/4).

Baca Juga: Bidik pasar Thailand, Qoala akuisisi startup FairDee Insurtech

Ia sendiri punya alasan kenapa mengakusisi FairDee. Menurutnya, FairDee menjadi jalan untuk memasuki Thailand yang merupakan pasar asuransi terbesar di Asia Tenggara. Dengan potensinya yang besar, Qoala sudah mempersiapkan infrastruktur teknologi untuk mempercepat penetrasi.

Ini merupakan negara keempat yang digarap Qoala. Sebelumnya, Qoala sudah lebih dulu beroperasi di Indonesia, Malaysia dan Vietnam. Setelah Thailand, perusahaan belum berniat menambah negara lagi untuk tahun ini.

"Di tahun ini kami masih akan fokus ke pengembangan bisnis pada negara-negara ini. Bagi kami. Selain luasnya jangkauan, kualitas pelayanan juga menjadi fokus utama," terangnya.

Pada tahun ketiga, Qoala beroperasi dan mengembangkan bisnis, Indonesia menjadi pasar utama bagi perusahaan. Mengingat, Indonesia masih menyumbang kontribusi paling besar bagi Qoala. Walau ia juga menyadari bahwa pasar internasional juga memiliki potensi yang tidak kalah besar.

Apalagi, Qoala berambisi menjadi insurtech nomor satu di Asia Tenggara. Oleh karena itu, perusahaan tetap fokus menggarap pasar Asia Tenggara lebih dulu untuk memastikan mereka bisa terlayani dengan baik sebelum memulai ekspansi lebih luas.

Alasannya, Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat secara global selama dekade terakhir. Meski begitu, penetrasi asuransi di Asia Tenggara hingga saat ini tercatat hanya 3,77% atau hanya separuh dari tingkat penetrasi asuransi global.

Tak berbeda jauh, pemain insuretch PasarPolis juga akan fokus mengarap pasar asuransi di Indonesia, Vietnam dan Thailand pada 2021. Lantaran potensi bisnis asuransi di ketiga negara tersebut masih besar seiring peningkatan kesadaran masyarakat saat pandemi.

“Dari sisi industri, Vietnam dan Indonesia memiliki kriteria pasar asuransi yang serupa, meskipun kesadaran akan asuransi di Vietnam masih relatif rendah daripada Indonesia, serta Thailand yang merupakan pasar asuransi yang cukup matang, dengan tingkat penetrasi lebih tinggi," ungkap CEO PasarPolis Cleosent Randing.

Dengan begitu, PasarPolis diharapkan bisa menjadi penggerak industri insurtech di kawasan Asean sekaligus menjawab tantangan dari kesenjangan asuransi. Ketidakmerataan distribusi asuransi menjadi tantangan besar di Indonesia.

Melalui adopsi teknologi di industri asuransi, PasarPolis terus menjembatani kesenjangan akses bagi masyarakat yang sebelumnya sulit tersentuh layanan asuransi.

Setelah lima tahun beroperasi hingga saat ini, PasarPolis telah memberikan perlindungan asuransi kepada 11% dari populasi masyarakat Indonesia atau sekitar 30 juta masyarakat Indonesia.

Tercatat, 90% dari konsumen PasarPolis adalah mereka yang sebelumnya tidak pernah membeli polis asuransi (first time buyer). Sebanyak 40% pemegang polis PasarPolis merupakan pekerja sektor informal, seperti pengemudi ojek online, kurir, dan pelaku UMKM online.

Selanjutnya: Gandeng BRI Life, Qoala dan Aruna sediakan asuransi mikro untuk nelayan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat