Perusahaan jasa penambangan batubara genjot produksi tahun 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten jasa penambangan batubara percaya masih mampu menorehkan pertumbuhan kinerja meski kondisi harga batubara berada dalam tren penurunan. Mereka optimis mampu mengerek kinerja operasional dan mampu mendapat kontrak pengerjaan baru pada tahun ini.

PT ABM Investama Tbk melalui anak usahanya yang merupakan kontraktor tambang, PT Cipta Kridatama (CK) berhasil meraih kontrak baru untuk jasa pertambangan batu bara senilai US$ 114 juta.

Produksi rata-rata tiap tahun ditargetkan mencapai 11 Juta bcm. Untuk kontrak sepanjang 3 tahun, target volume pengupasan lapisan tanah penutup di kawasan penambangan tersebut diharapkan tercapai 30,9 Juta Bcm dengan target pengangkutan batu bara sebesar 4,3 Juta ton.


Direktur Keuangan ABM Investama, Adrian Erlangga menyampaikan pada tahun ini mereka mengincar produksi pengupasan lapisan tanah penutup sebanyak 180 juta bank cubic meter, angka ini naik 28,58% ketimbang realisasi pada tahun lalu sebanyak 140 juta bcm, sekarang ini CK memiliki enam klien.

Selanjutnya, sambung Adrian, emiten berkode saham ABMM ini tengah membidik kontrak-kontrak baru maupun kontrak tambahan untuk CK. “Kita targetkan perolehan kontrak untuk jasa penambangan ini bisa mencapai volume 180 bcm,” ujarnya pada Kontan.co.id, Kamis (28/2).

Walapun manajemen memprediksi akan ada peningkatan untuk pengerjaan, Adrian mengaku belum ada rencana untuk menambah alat berat.

Selain ABMM, PT Darma Henwa Tbk juga meningkatkan target produksi batubara dan produksi volume OB. Emiten berkode saham DEWA ini memasang target sebesar 17 juta ton sepanjang tahun ini, angka ini meningkat sekitar 25,93% ketimbang target yang dipatok pada tahun lalu sebanyak 13,5 juta ton batubara.

“Untuk target produksi OB pada 2019 sebesar 125,7 bcm,” kata Corporate Secretary and Chief Corporate Service Offiicer Darma Henwa, Mukson Arif Rosyidi kepada Kontan.co.id, Senin (4/3).

Pada tahun lalu mereka menargetkan volume OB sebesar 100 bcm. Sebelumnya, emiten berkode saham DEWA ini juga mengungkapkan mereka memiliki kemampuan untuk memproduksi dua kali lipat sebesar 25 juta ton di tahun depan.

Sementara itu, PT United Tractors Tbk (UNTR) lewat anak usaha kontraktor tambang batubara PT Pamapersada Nusantara membidik pertumbuhan kinerja operasional konservatif pada tahun 2019.

Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk Sara K Loebis menyampaikan dalam lini bisnis penambangan batubara mereka membidik produksi batubara sebesar 125 hingga 127 juta ton batubara naik tipis 1,6% dari realisasi produksi pada tahun lalu.

Sementara pada tahun ini UNTR menargetkan volume pengupasan OB sebesar 950 juta hingga 980 juta bcm. Asal tahu saja, mereka tahun ini mereka ada rencana melakukan penggantian sekitar 200 alat berat.

Perusahaan jasa penambangan batubara lainnya yang juga menggenjot produksi batubara dan OB adalah PT Samindo Resources Tbk.

Hubungan Investor Samindo Resources, Ahmad Zaki mengungkapkan untuk pengupasan lapisan tanah penutup hingga akhir tahun lalu mencapai 55 juta bcm atau lebih besar ketimbang target pada 2018 sebesar 54,5 juta bcm.

Pada tahun ini, emiten berkode saham MYOH membidik produksi batubara sama seperti target tahun lalu yaitu 10,7 juta ton batubara dan 58,1 juta bcm untuk OB. Pada tahun ini mereka mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 17,7 juta naik dari belanja modal tahun lalu sebesar US$ 13,98 juta.

Mulai bulan lalu, MYOH telah mengoperasikan 5 dump truck baru. Hubungan Investor Samindo Resources, Ahmad Zaki menyampaikan secara kesuluruhan emiten berkode saham MYOH ini membeli 10 dump truck pada tahun ini.

Selanjutnya, 10 dump truck ini memiliki kapasitas angkut 100 ton untuk operasional aktivitas pemindahan batuan penutup batubara. Sebagai informasi, saat ini Samindo memiliki 133 dump truck dan 18 excavator.

Ia bilang, tambahan 5 dump truck akan datang pada kuartal II 2019. “5 unit lagi akan datang dan mulai operasi kemungkinan di kuartal kedua, sekitar April atau Mei,” ungkapnya pada Kontan.co.id, Senin (4/3).

PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) juga membidik pertumbuhan operasional sebesar 10% pada 2019. Dalam pemberitaan kontan.co.id sebelumnya, DOID menargetkan mampu memproduksi 45 juta ton sampai 50 juta ton batubara hingga akhir 2018.

Sementara untuk target pengupasan lapisan tanah sebesar 375 hingga 425 juta bcm. Sampai September realisasinya sudah mencapai 284 juta bcm. Direktur Keuangan DOID, Eddy Porwanto menyampaikan saat ini harga batubara Indonesia ICI menunjukkan perbaikan.

"Semoga hal ini bisa berlanjut terus ke depannya. Harga ICI ini secara tidak langsung akan mempengaruhi bisnis jasa pertambangan. Untungnya customer DOID sebagian besar mempunyai batubara kalori tinggi. Untuk kontrak baru masih dalam pembahasan," ujarnya pada Kontan, Jumat (1/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .