Perusahaan jasa tambang kecipratan banyak pesanan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan harga batubara sejak awal tahun membawa berkah bagi industri penunjang pertambangan. Maklum, produsen batubara mengerek jumlah produksi ketika harga batubara terus merangkak naik. Kondisi ini otomatis berdampak positif terhadap sektor industri alat berat dan pengangkutan.

 Direktur Keuangan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), Eddy Porwanto mengaku senang melihat kenaikan New Castle Index kembali mencapai US$ 100 per ton saat ini.  Ia optimistis, kenaikan harga juga mempengaruhi meningkatnya kontrak-kontrak baru yang akan digarap perusahaan ini.

Selama empat bulan pertama tahun ini 2018, DOID sudah menandatangani empat  kontrak baru senilai US$ 1 miliar. Sehingga saat ini order book DOID mencapai US$ 6 miliar. Rencananya, pada 7 Mei 2018, Delta Dunia akan meneken kontrak anyar.


DOID juga melakukan peremajaan alat-alat berat. Sehingga, kata Eddy, belanja modal atau  capital expenditure DOID untuk kebutuhan tersebut cukup besar,  yakni berkisar US$ 200 juta sampai US$ 225 juta. 

Menghadapi permintaan jasa batubara yang meningkat, DOID tak terlalu khawatir lantaran memiliki kontrak jangka panjang dengan para vendor. “Sehingga, terkait kendala pembelian alat berat dapat diantisipasi,” ujarnya, Minggu (6/5).

Pada akhir tahun 2017, order book kontrak batubara Delta Dunia sebanyak US$ 5 miliar. Selanjutnya pada tahun  2018 ini, DOID menargetkan dapat meraih kontrak US$ 7 miliar. Eddy percaya target itu bisa tercapai dalam waktu dekat. “Bahkan bisa terlampaui dalam beberapa bulan mendatang. Sampai saat ini sudah 85% mencapai target,” klaimnya.

Pun dengan PT Samindo Resources Tbk merasakan meningkatnya permintaan jumlah jasa tambang batubara. Hubungan Investor  PT Samindo Tbk, Ahmad Zaki berujar, meski dampak tidak begitu signifikan,  ada beberapa pengaruh yang diakibatkan oleh kenaikan harga batubara. Salah satunya ya, permintaan jasa penunjang pertambangan.

Sebab itu Samindo sudah mengalokasikan belanja modal untuk mengakuisisi alat berat senilai US$ 13.8 juta. “Ini sepenuhnya untuk akuisisi alat berat dan prosesnya sudah selesai,” ungkap dia.

Alat berat tersebut akan mulai beroperasi paling cepat pada akhir Mei atau pertengahan Juni 2018. Sekarang ini, ada beberapa alat berat yang sudah digunakan.

Menurut Zaki, dengan naiknya kapasitas produksi batubara di tingkat produsen, secara otomatis permintaan alat berat meningkat. Samindo sudah mengantisipasi peluang tersebut dengan menambah jumlah alat berat yang dioperaikan. Bahkan Samindo sudah melakukan proses pembelian alat berat pada tahun lalu, dan pada akhir 2017 alat berat sudah datang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati