Perusahaan Jepang tawarkan teknologi pengolah limbah sawit ke Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia terus mendorong masuknya investasi ke dalam negeri. Karena itu, kehadiran tawaran teknologi limbah cair sawit atawa Palm Oil Mill Effluent (POME) yang dapat mengolah limbah cair sawit sehingga bernilai tinggi disambut positif. Apalagi POME ini dapat mengurangi dampak limbah sawit terhadap lingkungan hidup.

Perusahaan asal Jepang Mobiol Corporation yang menggandeng Tsukuba University menawarkan teknologi pengolah limbah cair sawit ini kepada Indonesia. Teknologi tersebut bernama Novel Algae-DHA Technology.

Teknologi asal negeri Sakura ini dapat menghasilkan DHA yang mengandung Omega-3 dan memproduksi Aquatic Feed dan Animal Feed atau pakan ternak dan pakan ikan melalui pencampuran POME dengan Algae (ganggang).


Hal itu dipaparkan dalam Seminar Biobased (Circular) Economy Investment Forum di Jakarta Jumat (24/5).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yang menyampaikan pidato kunci dalam seminar tersebut mengatakan,  pemerintah menyambut baik teknologi Novel Algae karena memberikan empat manfaat kepada Indonesia.

Pertama, menciptakan investasi yang baik, kedua meningkatkan peluang ekspor, ketiga penyelesaian masalah limbah dan keempat meningkatkan skala perekonomian di darah pembangunan palm 5.0.

“Kerangka Kerja Palm 5.0, yang menerapkan Teknologi Novel Algae, dapat memperoleh pengembalian finansial dan lingkungan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bisnis perkebunan dasar,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers.

Saat  ini, terdapat  875 pabrik sawit di Indonesia  yang  menghasilkan sekitar  156 juta  ton  POME atau 455.000 metrik ton  per  hari. Teknologi asal Jepang ini juga menawarkan solusi terhadap emisi CO2 yang  dihasilkan  oleh  POME serta  peluang  bisnis  untuk industri sawit  di Indonesia.

Group CEO  Mobiol Corporation Toshihide  Nakajima mengatakan, DHA  dan  Aquatic/Animal  Feed yang dihasilkan  teknologinya dapat  dijual  ke  luar  negeri ataupun  pasar  domestik. Permintaan  dunia  atas  DHA  diperkirakan  rerata 250.000 MT  per  tahun. Sedangkan permintataan  atas  Aquatic  Feed dan  Animal  Feed diperkirakan  masing-masing 4 juta  MT  dan  1 juta  MT  per  tahun.

Mobiol  Corporation  memperkirakan  dengan  pemanfaatan  POME dengan  teknologi Algae  dapat  menyebabkan  paradigm  shift  oleh  karena  besarnya keuntungan  yang  dapat  dihasilkan  mencapai 4 kali dari pendapatan  produsen kelapa  sawit saat  ini dari penjualan  DHA. Sedangkan  untuk  penjualan  Feedstock  dan  Animal  Stock diperkirakan  dapat  meningkatkan  pendapatan  sebanyak  2 kali lipat.

Toshihide mencontohkan  untuk  perkebunan sawit seluas 50,000 hektare  saat  ini keuntungan  yang  dicapai sekitar  US$  22 juta  per  tahun  dari penjualan  CPO  dan  PKO. Sedangkan  potensi penjualan  DHA  dan  Aquatic/Animal  Feed diperkirakan masing-masing US$  98 juta per tahun dan US$  43 juta per tahun.

Professor  Makoto Watanabe  dari Tsukuba  University  sebagai penemu teknologi Novel  Algae-DHA memaparkan  hasil  temuannya  bahwa  POME sangat  baik  sekali jika digunakan  untuk memproduksi DHA.

"Saya optimis bahwa  teknologi ini dapat  diterapkan  di Indonesia  untuk  membantu pemerintah  dan industri sawit  di Indonesia  untuk meningkatkan  ekspor  DHA  dan pakan  ternak  serta mendukung  upaya  industri sawit  dalam rangka melestarikan  lingkungan  hidup,"ujar Watanabe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli