KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak ingin kalah dengan penyelenggara layanan pinjam meminjam berbasis teknologi (
fintech lending) perusahaan pembiayaan mulai fokus mengembangkan infrastruktur digital. PT Mandiri Tunas Finance (MTF) berencana untuk memperbesar portofolio lending perusahaan melalui penetrasi secara digital. Direktur PT Mandiri Tunas Finance Armendra mengatakan, di tahun 2019 perusahaan akan fokus berinvestasi pada infrastruktur digital untuk mengembangkan sistem yang telah ada agar bisa memperlancar bisnis pembiayaannya.
Dilengkapi dengan teknologi
Artificial Intelligence (AI), nantinya proses scoring dalam pengajuan pembiayaan nasabah MTF dapat dilakukan secara
real time. “Proses kredit dipermudah dengan menggunakan
scoring system yang dilengkapi Artificial Intelligence (AI) tidak hanya mengacu pada data
existing namun juga mengolah data
behavior (perilaku nasabah),” katanya kepada Kontan.co.id, Senin (26/11). Dengan teknologi
scoring ini, proses persetujuan yang secara konvensional membutuhkan waktu tiga hari hingga empat hari, dapat dipersingkat dalam hitungan jam. Armendra mengklaim proses approval diperkirakan hanya perlu waktu kurang dari dua jam. Terlebih, dengan penggunaan teknologi yang mendukung, nasabah juga bisa memantau status pembayaran, hingga mendapatkan beragam informasi pembiayaan yang disediakan MTF. Dengan alokasi pada pos anggaran digital tahun 2019 yang meningkat pesat dibanding dengan tahun ini, perusahaan yakin dalam dua atau tiga tahun ke depan portofolio
lending perusahaan bisa mencapai 10%. “Kita perkirakan untuk mengembangkan bisnis digital berkisar antara 10%-15% dari total
capital expenditure tahun 2019, peningkatannya jauh dibandingkan tahun 2018. Targetnya dalam dua hingga tiga tahun ke depan portofolio
lending perusahaan bisa mencapai 10%, dimana saat ini masih berkisar antara 2% - 3%,” terangnya. Strategi pengembangan inovasi digital juga dilakukan PT Buana Finance. Rencananya, pengembangan platform pembiayaan yang telah berjalan di tahun ini akan rampung pada tahun 2019. Direktur Utama Buana Finance Yannuar Alin bilang sejak tahun 2017 pihaknya telah mempersiapkan biaya pengembangan patform digital yang cukup signifikan. Dan di tahun 2018 ini, perusahaan juga akan kembali menaikkan anggaran untuk pos pengembangan teknologi.
“Pengembangan bertujuan untuk mempercepat proses bisnis, baik dari sisi penjualan maupun penagihan. Ini juga bisa mendukung pengumpulan data yang lebih akurat,” katanya. Sayang, ia enggan merinci berapa besar target portofolio
lending yang berusaha dicapai perusahaan dengan adanya pengembangan platform digital perusahaan. Ia hanya mengatakan proses approval melalui platform digital perusahaan jauh lebih efisien dibandingkan dengan cara konvensional. “Jika saat ini proses
approval membutuhkan waktu satu hingga dua hari, melalui platform digital diharapkan proses
approval dapat selesai kurang dari 12 jam,” pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi