Perusahaan Pertambangan Menjadi Pendongkrak Penjualan Hino Motor Sales (HMSI)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) mengatakan jika penjualan truk secara umum mengalami peningkatan 48% hingga Juni 2022 dibandingkan dengan tahun lalu.

Chief Operating Officer PT Hino Motors Sales Indonesia Santiko Wardoyo menyampaikan jika kenaikan penjualan ini banyak dikontribusikan dari perusahaan pertambangan (mining), seperti batubara dan nikel.

"Katalis peningkatan penjualan ini didorong dari pertumbuhan dan perekonomian yang membaik. Ini berimbas pada penjualan truk," jelas Santiko saat dihubungi oleh Kontan, Selasa (23/8).


Baca Juga: Didukung Sektor Pertambangan, Penjualan Hino Naik 48% hingga Juli

Hingga akhir tahun, HMSI memasang target penjualan kendaraan niaga mencapai 30.000 unit. Hingga Juni 2022, pihaknya sudah mencapai penjualan 12.500 unit. Untuk penjualan truk alat berat Hino diklaim berkisar di angka 1.400-1.500 unit per bulan. Dari jumlah tersebut, lebih dari separuh penjualan sekitar 700-800 unit adalah penjualan truk khusus mining atau disebut FM 280 JD.

Adapun permintaan truk datang dari wilayah pertambangan seperti Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi Utara. Hingga akhir tahun, HMSI optimistis bisa mencapai target yang dipasang itu.

"Paling besar memang pertumbuhan penjualan truk untuk komoditas, terutama dari perusahaan batubara dan nikel. Mining ini yang kontribusinya tumbuh besar," sambungnya.

Baca Juga: Penjualan Truk Mining Hino Ikut Terdongkrak Peningkatan Volume Angkutan Batubara

Di sisi lain, HMSI juga mengungkapkan adanya tantangan yang dihadapi seiring dengan kenaikan harga bahan bakar. Santiko menyebutkan pihak customer memberatkan kenaikan harga BBM yang tidak selalu selaras dengan kenaikan harga sewa dan tarif. Pihaknya juga perlu melalukan siasat untuk mencapai pertumbuhan, salah satunya dengan menaikkan harga produk Hino.

"Sebenarnya ini semua adalah dampak panjang pandemi, tidak hanya BBM naik. Kami naikkan harga jual secara bertahap dan jumlahnya tidak besar, masih di bawah 5%," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .