Perusahaan pesawat keluarga Habibie cari investor



Jakarta. PT Regio Aviasi Industri tengah mengembangkan pesawat R-80. Makanya, perusahaan manufaktur yang didirikan oleh Presiden III Bacharuddin Jusuf Habibie bersama putra sulungnya Ilham Akbar Habibie tersebut, masih berharap mendapat dukungan pemerintah dalam bentuk fasilitas maupun pendanaan.

Bagi Regio Aviasi, dukungan pemerintah sekecil apa pun bisa berdampak positif dalam mengembangkan industri pesawat terbang di dalam negeri. Dampak positif lain adalah memunculkan kepercayaan investor.

"Mereka melihat itu, biar pun itu kecil, tapi sangat penting," ujar Komisaris PT Regio Aviasi Industri Ilham Akbar Habibie saat ditemui KONTAN usai acara Indonesia–Swedia Digital Forum 2016 di Jakarta, Selasa (6/9).


Selain dukungan pemerintah, Regio Aviasi memang tengah berburu investor dari luar negeri. Hanya saja, manajemen perusahaan belum mau membeberkan detail calon investor dan besar dana yang akan mereka incar.

Yang pasti, Regio Aviasi berharap pesawat R-80 bisa mengudara paling cepat tahun 2019 dan paling lambat tahun 2020. Oleh karena itu sembari mencari berbagai dukungan, proses desain pesawat tetap berjalan.

Regio Aviasi mengklaim kemampuan pesawat R-80 bisa mengalahkan pesaingnya yakni ATR 72 milik konsorsium Italia–Prancis. Menurut rancang bangun, pesawat R-80 dikembangkan dengan teknologi fly by wire atau dikendalikan secara elektronik.

Sementara dari sisi kapasitas, ATR 72 hanya bisa menampung 72 penumpang, sedangkan R-80 kelak bisa menampung 80 penumpang. Adapun biaya proyek pembuatan pesawat R-80 sekitar US$ 700 juta.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto