PEKANBARU. Perusahaan anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) di Provinsi Riau merugi sekitar Rp 7,2 triliun terutama akibat berkurangnya produktivitas, dan bertambahnya biaya operasional akibat asap melanda sejak dua bulan terakhir. "Asap berasal dari kebakaran lahan dan hutan itu kini lebih besar dari tahun 2014, walaupun hotspot di Riau relatif minim dibandingkan provinsi lain," kata Saur Sihombing, pengurus Gapki Riau di Pekanbaru, Kamis (17/9). Menurut Saur, kerugian sebesar Rp 7,2 triliun itu juga sudah termasuk rendahnya kualitas buah sawit karena penyerbukan bunga sawit menjadi tidak sempurna akibat asap. Hal ini berimbas menurunnya pendapatan asli daerah dari sektor perkebunan sawit akibat produksi terkontaminasi oleh asap.
Perusahaan sawit Riau merugi Rp 7,2 T akibat asap
PEKANBARU. Perusahaan anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) di Provinsi Riau merugi sekitar Rp 7,2 triliun terutama akibat berkurangnya produktivitas, dan bertambahnya biaya operasional akibat asap melanda sejak dua bulan terakhir. "Asap berasal dari kebakaran lahan dan hutan itu kini lebih besar dari tahun 2014, walaupun hotspot di Riau relatif minim dibandingkan provinsi lain," kata Saur Sihombing, pengurus Gapki Riau di Pekanbaru, Kamis (17/9). Menurut Saur, kerugian sebesar Rp 7,2 triliun itu juga sudah termasuk rendahnya kualitas buah sawit karena penyerbukan bunga sawit menjadi tidak sempurna akibat asap. Hal ini berimbas menurunnya pendapatan asli daerah dari sektor perkebunan sawit akibat produksi terkontaminasi oleh asap.